
PTBA Pernah Hilang Cadangan, Wamen BGS: RI Butuh Bangun Data
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
31 January 2020 11:42

Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan betapa pusingnya mengecek dan mengelola aset perusahaan pelat merah yang bergerak di sumber daya alam (SDA).
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan big data di BUMN, sebab rata-rata perusahaan pelat merah punya aset yang bertebaran dan kadang tidak tercatat.
"Lihat fix asset [aset tetap] bertebaran di mana saja saya udah pusing, yang mungkin perlu saya sampaikan ada lagi harta kekayaan tak tercatat yaitu harta cadangan. Apa sih aset nilai tambang, yaitu cadangan," kata Budi dalam acara di kantor PLN, Jumat (31/1/2020).
Budi mencontohkan apa yang pernah terjadi di PT Bukit Asam (PTBA) di mana pernah kehilangan cadangan batu bara. "Ini apakah DJPPR [Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko] Kemenkeu tahu?" tanyanya.
Apalagi, tambahnya, saat ini Indonesia punya BUMN holding pertambangan yang memiliki aset Rp 470 triliun. Dari aset tersebut, untuk PT Freeport Indonesia sendiri sebesar Rp 170 triliun. Ini mesti dikawal benar-benar dengan big data.
"Itu cadangan, belum sumber daya. Tinggal mau digali berapa tahun," katanya.
Selain soal BUMN pertambangan yang data cadangannya kurang diperhatikan, Budi juga menyinggung soal 3 BUMN besar yang melakukan penyaluran ke masyarakat yang juga perlu dikawal. Yakni; Pertamina dengan subsidi BBM dan LPG, PLN dengan subsidi listrik, dan PT Pupuk Indonesia dengan subsidi pupuk.
"Kita butuh bangun data, big data dan AI [artificial intelligence] dan ini butuh waktu yang bagus dengan institusi yang memegang data. Kalau boleh integrasi dibuka, untuk membuka diskusi , dengan infrastruktur saat ini harusnya bukan wacana aja," kata dia.
(gus/gus) Next Article Produksi Batu Bara Turun, Bagaimana Kinerja PTBA di 2020?
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan big data di BUMN, sebab rata-rata perusahaan pelat merah punya aset yang bertebaran dan kadang tidak tercatat.
"Lihat fix asset [aset tetap] bertebaran di mana saja saya udah pusing, yang mungkin perlu saya sampaikan ada lagi harta kekayaan tak tercatat yaitu harta cadangan. Apa sih aset nilai tambang, yaitu cadangan," kata Budi dalam acara di kantor PLN, Jumat (31/1/2020).
Apalagi, tambahnya, saat ini Indonesia punya BUMN holding pertambangan yang memiliki aset Rp 470 triliun. Dari aset tersebut, untuk PT Freeport Indonesia sendiri sebesar Rp 170 triliun. Ini mesti dikawal benar-benar dengan big data.
"Itu cadangan, belum sumber daya. Tinggal mau digali berapa tahun," katanya.
Selain soal BUMN pertambangan yang data cadangannya kurang diperhatikan, Budi juga menyinggung soal 3 BUMN besar yang melakukan penyaluran ke masyarakat yang juga perlu dikawal. Yakni; Pertamina dengan subsidi BBM dan LPG, PLN dengan subsidi listrik, dan PT Pupuk Indonesia dengan subsidi pupuk.
"Kita butuh bangun data, big data dan AI [artificial intelligence] dan ini butuh waktu yang bagus dengan institusi yang memegang data. Kalau boleh integrasi dibuka, untuk membuka diskusi , dengan infrastruktur saat ini harusnya bukan wacana aja," kata dia.
(gus/gus) Next Article Produksi Batu Bara Turun, Bagaimana Kinerja PTBA di 2020?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular