
Catat Kinerja Positif, PTBA Siap Selesaikan Proyek-Proyek Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam TBk (PTBA) mencatatkan kinerja positif dari segi operasional maupun keuangan pada 2021. Produksi batu bata PTBA mencapai 30 juta ton dengan angkutan kereta api sebesar 25,4 juta ton dan penjualan batu bara sebesar 28,4 juta ton.
Sementara untuk pendapatan PTBA tercatat mencapai Rp 29,3 triliun dengan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah berdirinya PTBA.
PTBA juga berhasil mengalihkan saham treasuri sejumlah Rp 303.148.100 lembar pada harga Rp 2.280 per lembar saham dengan dana diterima di luar biaya pengalihan sebesar Rp 691,177 miliar.
Di samping itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2021 yang digelar Selasa (24/5/2022) kemarin ini, PTBA memutuskan untuk membagikan 100% dari laba bersih perseroan tahun 2021 seluruhnya sebagai dividen.
"Pemegang saham menyetujui penggunaan 100% laba bersih perseroan sebesar Rp 7,9 triliun sebagai dividen," ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dikutip, Rabu (25/5/2022).
Saat ini, PTBA tengah mengembangkan berbagai proyek, seperti proyek strategis nasional (PSN) hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PSN hilirisasi gasifikasi batu bara PTBA akan dilakukan selama 20 tahun dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$ 2,3 miliar atau setara Rp 32,9 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.
Selanjutnya adalah PLTU Mulut tambang Sumsel-8 yang berkapasitas 2x620 MW. PLTU ini merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar.
PLTU ini merupakan bagian dari proyek 25 ribu MW dan dibangunĀ PTBA melalui PRT Huadian Bukit Asam Power sebagai Independent Power Producer (IPP). PLTU ini memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan super critical.
PLTU ini juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.
Kemudian PLTS di Bandara Soekarno Hatta yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II. PTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kWp dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2022.
PTBA juga mengembangkan PLTS di area lahan pasca tambang yakni PLTS di Tanjung Enim dengan kapasitas sampai 200 MW dan total area 224 Ha, PLTS di Ombilin dengan kapasitas 200 MW dan total area 2021 Ha, dan PLTS di Bantuas Kalimantan Timur dengan kapasitas sampai 200 MW.
Selain itu, PTBA bekerja sama dengan Jasa Marga melakukan penjajakan potensi kerja sama pengembangan PLTS di jalan tol Jasa Marga.
sementara untuk proyek lainnya adalah angkutan batu bara. PTBA bekerja sama dengan KAI mengembangkan angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 ton per tahun pada 2026, terdiri dari pengembangan jalur baru, pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim-Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun yang dibangun oleh KAI dan PTBA direncanakan beroperasi pada triwulan IV-20214.
Di samping itu, dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III-2026.
PTBA juga melakukan pengembangan fasilitas eksisting. Antara lain di Tanjung Enim arah utara yakni Dermaga Kertapati dengan peningkatan kapasitas jalur eksisting dan 5 juta ton menjadi 7 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021. Kedua Tanjung Enim arah selatan yakni Tarahan 1 dengan meningkatkan kapasitas jalur eksisting dari 21,4 juta ton menjadi 25 juta ton dan telah diselesaikan pada 2021.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hari Pertambangan, PTBA Janji Jaga Ketahanan Energi Nasional