Jatuh Nyaris 1%, Sedikit Lagi IHSG Tinggalkan Level 6.000

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 January 2020 16:34
Ratusan Rekening Efek Diblokir
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, tekanan bagi IHSG tampak datang dari keputusan Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk melakukan pemblokiran atas 800 sub-rekening efek.

Pemblokiran tersebut dilakukan oleh Kejagung sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi di tubuh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) Hari Setiyono mengatakan bahwa sebagian dari 800 rekening efek yang diblokir diduga merupakan nominee (pinjam nama) alias rekening atas nama. Sementara itu, sebagian lain adalah rekening efek yang merupakan atas nama tersangka dugaan korupsi di Jiwasraya.

"Nah itulah yang jadi objek permintaan keterangan dikaitkan dengan barang bukti akhirnya dilakukan pemblokiran terhadap rekening-rekening itu," ujarnya pada hari Senin (27/01/2020).

Sebelumnya, Kejagung memerintahkan agar 800 rekening efek diblokir terkait penyidikan kasus Jiwasraya. Pemblokiran tersebut kemudian dibahas bersama dalam rapat antara Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dengan Anggota Bursa pada hari Kamis (23/1/2020). Dalam rapat tersebut, dibahas juga sekitar 1.000 sub-rekening efek yang sudah diblokir sebelumnya.

Walaupun Kejagung menepis anggapan bahwa pemblokiran tersebut juga menyasar rekening efek yang tidak terlibat Jiwasraya, ternyata tak semua pelaku pasar setuju.

Sebanyak dua orang broker sekuritas membenarkan bahwa banyak rekening efek nasabah yang diblokir. Salah satu broker yang menolak namanya diungkap menduga jumlah rekening yang diblokor dapat mencapai ratusan atau bahkan ribuan.

Salah seorang broker mengatakan langkah suspensi yang dinilai membabi buta dan cenderung tanpa perhitungan tersebut justru dapat menyulitkan nasabah yang tidak ada sangkut pautnya dengan dugaan transaksi Jiwasraya dan PT Asabri (Persero), dan akhirnya akan berdampak pada negatifnya asumsi publik terhadap investasi di pasar modal.

Pemblokiran rekening efek tentu memiliki dampak terhadap kinerja IHSG, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika berbicara mengenai dampak secara langsung, aktivitas transaksi dari rekening yang diblokir pastinya berhenti dan menekan volume serta nilai transaksi.

Jika berbicara mengenai dampak secara tidak langsung, pemblokiran rekening efek secara besar-besaran yang dilakukan oleh Kejagung, di mana hal tersebut bahkan disebut membabi-buta oleh pelaku pasar, akan membawa dampak negatif terhadap asumsi publik terhadap investasi di pasar saham Indonesia.

Bisa jadi, ada kekhawatiran bahwa pemblokiran rekening efek secara membabi buta akan semakin meluas dan mempengaruhi nasabah ritel yang memang tak ada sangkut-pautnya dengan kasus yang saat ini tengah diselidiki oleh Kejagung, sehingga mereka sudah menahan transaksi sedari saat ini.

Sebagai informasi, baik dari volume maupun nilai transaksi, terdapat penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu (Januari 2019).

Berasarkan data transaksi yang kami himpun dari salah satu aplikasi sekuritas yang berada di Indonesia, secara rata-rata pada Januari 2019, sebanyak 13,03 miliar unit saham ditransaksikan setiap harinya di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,14 triliun.

Pada Januari 2020 (hingga penutupan perdagangan kemarin, Rabu, 29/1/2020), rata-rata volume transaksi harian di BEI anjlok menjadi 7,5 miliar unit saja, sementara nilainya turun menjadi Rp 6,32 triliun saja.

Jika dihitung secara persentase, rata-rata volume transaksi harian anjlok 42,44% secara tahunan pada Januari 2020, sementara nilai transaksi ambruk 37,67%.

Pada awal tahun, cukup banyak pihak yang mengatakan bahwa ambruknya volume dan nilai transaksi saham merupakan dampak dari masih banyaknya pelaku pasar yang berlibur. Selain itu, bencana banjir yang sempat melanda wilayah Jabodetabek pada pekan pertama Januari 2020 diyakini ikut berkontribusi dalam menekan volume dan nilai transaksi di pasar saham Indonesia.

Namun nyatanya, memasuki hari-hari perdagangan terakhir di bulan Januari, volume dan nilai transaksi masih saja loyo.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa memang lesunya perdagangan di bursa saham Tanah Air, yang pada akhirnya menekan kinerja IHSG, dipicu oleh keputusan Kejagung untuk melakukan pemblokiran terhadap 800 rekening efek.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular