
The Fed Tahan Bunga Acuan & Corona Mewabah, Bursa Asia Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 January 2020 08:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (30/1/2020), di zona merah.
Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,41%, indeks Hang Seng jatuh 0,48%, dan indeks Kospi melemah 0,17%. Sebagai catatan, perdagangan di bursa saham China masih diliburkan seiring dengan libur Tahun Baru China.
Bursa saham Benua Kuning melemah pasca The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di rentang 1,5%-1,75%, sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv.
Di sepanjang tahun 2019, The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak tiga kali, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli, September, dan Oktober. Jika ditotal, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.
Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global, dan inflasi yang rendah menjadi faktor yang membuat The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps tersebut.
Jika tingkat suku bunga acuan kembali dipangkas, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan semakin terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed lantas membebani kinerja bursa saham Asia.
Lebih lanjut bursa saham Asia diterpa tekanan jual seiring dengan meluasnya infeksi virus Corona. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.
Berpusat di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Kini, setidaknya sebanyak 18 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.
China, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Melansir CNBC International, hingga hari Rabu (29/1/2020), sebanyak 170 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 7.700. Padahal hingga hari Minggu (26/1/2020), jumlahnya baru mencapai 56 orang. Artinya, dalam kurun waktu tiga hari jumah korban meninggal akibat infeksi virus Corona telah bertambah tiga kali lipat lebih.
Sebagai informasi, pemerintah China sebelumnya telah resmi memperpanjang libur Tahun Baru China guna meminimalisir penyebaran virus Corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Khawatir The Fed Tak Pangkas Bunga, Bursa Asia Melemah
Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,41%, indeks Hang Seng jatuh 0,48%, dan indeks Kospi melemah 0,17%. Sebagai catatan, perdagangan di bursa saham China masih diliburkan seiring dengan libur Tahun Baru China.
Bursa saham Benua Kuning melemah pasca The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di rentang 1,5%-1,75%, sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv.
Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global, dan inflasi yang rendah menjadi faktor yang membuat The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps tersebut.
Jika tingkat suku bunga acuan kembali dipangkas, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan semakin terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed lantas membebani kinerja bursa saham Asia.
Lebih lanjut bursa saham Asia diterpa tekanan jual seiring dengan meluasnya infeksi virus Corona. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.
Berpusat di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Kini, setidaknya sebanyak 18 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.
China, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Melansir CNBC International, hingga hari Rabu (29/1/2020), sebanyak 170 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 7.700. Padahal hingga hari Minggu (26/1/2020), jumlahnya baru mencapai 56 orang. Artinya, dalam kurun waktu tiga hari jumah korban meninggal akibat infeksi virus Corona telah bertambah tiga kali lipat lebih.
Sebagai informasi, pemerintah China sebelumnya telah resmi memperpanjang libur Tahun Baru China guna meminimalisir penyebaran virus Corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Khawatir The Fed Tak Pangkas Bunga, Bursa Asia Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular