
Analisis
Terima Kasih The Fed, Harga Emas Siap Menguat Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 January 2020 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Kamis (30/1/2020) setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) mempertahankan kebijakan moneternya dini hari tadi.
Pada perdagangan Rabu kemarin, emas sebenarnya melemah sepanjang perdagangan, tetapi setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter, logam mulia ini berbalik menguat dan berlanjut hingga hari ini. Pada pukul 15:15 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.581,21, menguat 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dini hari tadi, The Fed mengumumkan suku bunga tetap ditahan 1,5-1,75% di tahun ini, agar mencapai target inflasi 2%. Selain itu, The Fed juga masih mempertahankan program repurchase agreement (repo) senilai US$ 60 miliar per bulan, guna menambah likuiditas di pasar.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan program repo baru akan dikurangi sekitar bulan April sampai Juni.
Program repo tersebut diluncurkan setelah pasar uang antar bank (PUAB) di AS sedang mengalami pengetatan pada bulan September 2019, bahkan suku bunga overnight mencapai 10%, sebagaimana dilansir nasdaq.com. Caranya, The Fed membeli surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah AS jangka pendek (Treasury Bill), efek beragun aset (EBA), dan surat berharga lain dari bank konvensional. Selanjutnya, bank konvensional bisa kembali membeli surat berharga itu beberapa hari atau minggu kemudian, dengan bunga lebih rendah.
Program tersebut mirip dengan quantitative easing (QE) yang dilakukan The Fed saat krisis finansial 2008 hingga akhir 2014, yang membuat pasar dibanjiri likuiditas.
Efek yang ditimbulkan program repo juga mirip dengan efek QE, beberapa aset investasi mengalami penguatan.
Hal tersebut diakui oleh Presiden The Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan, yang menyatakan kebijakan repo kemungkinan menyebabkan beberapa konsekuensi yang tidak disengaja.
"Di satu sisi ini bukan QE, tapi saya pikir ini memiliki beberapa efek seperti QE" kata Kaplan sebagaimana dilansir Finansial Times, Senin (20/1/2020) pekan lalu.
Salah satu efek yang ditimbulkan QE The Fed adalah harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada September 2011 lalu.
Program repo The Fed, yang mirip QE, dan masih berlangsung setidaknya hingga akhir April nanti tentunya memberikan angin segar bagi emas untuk kembali menguat. Apalagi pasar kembali dicemaskan akan penyebaran virus corona yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi China.
Pada perdagangan Rabu kemarin, emas sebenarnya melemah sepanjang perdagangan, tetapi setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter, logam mulia ini berbalik menguat dan berlanjut hingga hari ini. Pada pukul 15:15 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.581,21, menguat 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dini hari tadi, The Fed mengumumkan suku bunga tetap ditahan 1,5-1,75% di tahun ini, agar mencapai target inflasi 2%. Selain itu, The Fed juga masih mempertahankan program repurchase agreement (repo) senilai US$ 60 miliar per bulan, guna menambah likuiditas di pasar.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan program repo baru akan dikurangi sekitar bulan April sampai Juni.
Program tersebut mirip dengan quantitative easing (QE) yang dilakukan The Fed saat krisis finansial 2008 hingga akhir 2014, yang membuat pasar dibanjiri likuiditas.
Efek yang ditimbulkan program repo juga mirip dengan efek QE, beberapa aset investasi mengalami penguatan.
Hal tersebut diakui oleh Presiden The Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan, yang menyatakan kebijakan repo kemungkinan menyebabkan beberapa konsekuensi yang tidak disengaja.
"Di satu sisi ini bukan QE, tapi saya pikir ini memiliki beberapa efek seperti QE" kata Kaplan sebagaimana dilansir Finansial Times, Senin (20/1/2020) pekan lalu.
Salah satu efek yang ditimbulkan QE The Fed adalah harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada September 2011 lalu.
Program repo The Fed, yang mirip QE, dan masih berlangsung setidaknya hingga akhir April nanti tentunya memberikan angin segar bagi emas untuk kembali menguat. Apalagi pasar kembali dicemaskan akan penyebaran virus corona yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi China.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular