
Deutsche Bank Merugi Rp 79 T di 2019, Rugi Beruntun 5 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank asal Jerman, Deutsche Bank melaporkan kinerja bisnis sepanjang tahun 2019. Hasilnya, bank terbesar di Jerman itu masih membukukan rugi bersih 5,3 miliar euro (US$ 5,8 miliar) atau setara dengan Rp 79 triliun (asumsi kurs Rp 13.600/US$).
Ini menjadi tahun kelima berturut-turut Deutsche Bank mencatatkan kerugian. Bahkan, nilai kerugian itu lebih buruk dari perkiraan analis yang disurvei oleh Factset.
Analis memperkirakan bank tersebut akan merugi 5,1 miliar euro, menurut jajak pendapat Reuters, sementara kerugian bersih di kuartal keempat sebesar 1,5 miliar euro, dari ekspektasi 1 miliar euro.
Kerugian itu terjadi di tengah upaya transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan. Bahkan perseroan sudah menyerap 70% dari dana transformasi yang dianggarkan.
"Anda dapat melihat bahwa rugi bersih setahun penuh kami adalah sebesar 5,3 miliar euro. Tapi ini memang kerugian yang sudah diprediksi. Dan itu menunjukkan satu hal di atas segalanya: berapa banyak transformasi yang sudah kami capai tahun 2019," kata CEO Deusche Bank Christian Sewing, dalam siaran pers di situs resminya, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (30/1/2020).
"Kami telah menyerap 70 persen dari biaya transformasi yang telah kami antisipasi untuk periode hingga 2022. Ini berarti kami tidak hanya berada di jalur yang benar - di beberapa daerah kami bahkan lebih cepat dari jadwal. Kami mengalami kemajuan lebih cepat dari yang diharapkan," tegasnya.
![]() |
Deutsche mengumumkan pada bulan Juli 2019 bahwa perusahaan akan keluar dari bisnis penjualan ekuitas (efek/saham) atau brokerage, dan mengurangi divisi bank investasi serta memangkas 18.000 pekerja guna memotong biaya yang disesuaikan sebesar 20% pada tahun 2022.
Sewing mengatakan, terlepas dari beban efek terkait transformasi bisnis, perseroan mampu memperkuat posisi modal yang kuat.
"Ini tercermin dalam rasio modal Common Equity Tier 1 (CET1) [modal inti utama bank], dengan level akhir tahun 13,6 persen, kami dengan nyaman memenuhi target rasio yang melebihi 13 persen dan melampaui ekspektasi."
Di sisi lain, CNBC International mengungkapkan program restrukturisasi bank ini juga dilaporkan dapat menelan biaya hingga 5 miliar euro (sekitar Rp 68 triliun, asumsi Rp 13.600/euro), yang dapat mendorong Deutsche Bank kembali berkinerja negatif tahun ini.
(tas/tas) Next Article Asyik! Bank Global Ini Bagi-bagi Bonus, CEO-nya Dapat Rp123 M
