
Di Depan DPR, Bos Taspen Umbar Laba Bersih Tembus Rp 388 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Taspen (Persero) mengungkapkan pencapaian kinerja perusahaan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR pada Rabu ini (29/1/2020). Laba bersih perusahaan melesat 42,97% menjadi Rp 388,24 miliar pada 2019 dari tahun sebelumnya Rp 271,55 miliar.
Laba bersih tersebut diraih seiring dengan naiknya pendapatan dan hasil investasi. Pendapatan premi dan iuran naik 12,08% menjadi Rp 9,07 triliun dari tahun sebelumnya Rp 8,09 triliun. Hasil kinerja itu dipaparkan Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih yang dipublikasikan oleh akun Youtube resmi milik DPR RI pada Rabu ini.
Adapun hasil investasi (tidak termasuk hasil investasi dari iuran pensiun) naik 19,07% menjadi Rp 9,11 triliun dari sebelumnya Rp 7,65 triliun.
Berikut kinerja keuangan Taspen:
Pos | 2018 (Rp Miliar) | 2019 (Rp miliar) | % |
Pendapatan Premi dan Iuran | 8.008 | 9.065 | 12,08 |
Hasil Investasi (di Luar Hasil Investasi Iuran Pensiun) | 7.650 | 9.108 | 19,07 |
Pendapatan lain-lain | 791,93 | 1.107 | 39,85 |
Beban Klaim | 11.008 | 12.351 | 12,20 |
Laba Bersih | 271,55 | 388,24 | 42,97 |
Aset | 231.866 | 263.248 | 13,53 |
Ekuitas | 9.718 | 11.410 | 17,41 |
Sumber: Taspen, DPR
Sementara itu, dari data itu, beban klaim (santunan) juga naik 12,20% menjadi Rp 12,35 triliun dari sebelumnya Rp 11 triliun. Yang menarik, ada pendapatan lain-lain yang melesat 39,85% menjadi Rp 1,11 triliun dari sebelumnya hanya Rp 791,93 miliar.
Total aset naik 13,53% menjadi Rp 263,25 triliun dari sebelumnya Rp 231,87 triliun. Sementara ekuitas naik menjadi Rp 11,41 triliun dari sebelumnya Rp 9,72 triliun.
"Pendapatan premi dan iuran hanya untuk THT [tabungan hari tua], jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian. Kemudian hasil investasi tumbuh menjadi Rp 7,65 triliun menjadi Rp 9,1 triliun. Nah, ini tidak termasuk dari investasi iuran pensiun. Kalau iuran pensiun itu [hasil investasi] langsung kami kembalikan ke pemerintah," tegas Antonius dalam rapat tersebut.
Dia menjelaskan bagaimana Taspen mendapatkan pendapatan lain-lain yang naik signifikan tahun lalu.
"Pendapatan lain-lain itu dari fee base income, dari anak usaha, nah itu total totalnya Rp 791 miliar menjadi Rp 1,1 triliun," katanya.
Selain itu, Antonius menjelaskan bahwa beban klaim lebih tinggi dari pendapatan premi sehingga investasi perlu dilakukan untuk menutupi selisih itu.
"Kemudian kami juga membayarkan beban klaim Rp 12 triliun, tiap tahun meningkat, karena jumlah pensiun naik terus, jumlah klaimnya lebih dari pendapatan preminya sehingga perlu terus pertumbuhan hasil investasi sehingga tidak tekor."
"Hasil investasi itu dari nilai iuran THT saja yakni mencapai hampir Rp 100 triliun atau Rp 98,9 triliun," katanya.
(tas/hps) Next Article Peleburan Asabri-Taspen ke BPJS Urgen Dipercepat, Ada Apa?