
RBC Negatif, Asabri Butuh Sokongan Dana hingga Rp 7,2 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 January 2020 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Asabri (Persero) membutuhkan dana hingga Rp 7,26 triliun untuk mengembalikan risk base capital (RBC) atau rasio kecukupan modal berbasis risiko perusahaan asuransi, mencapai kondisi ideal sesuai regulasi yakni 120%. Hingga 2019, posisi RBC Asabri tercatat minus 571%.
"RBC 2019 minus 571,1% tapi karena asuransi sosial dan gak jualan, kita gak ada isu sebenarnya, penyehatannya untuk sampai 120% RBC harus tingkatkan aset Rp 7,2 triliun," kata Direktur Keuangan dan Investasi Asabri Rony Hanityo Apriyanto di Gedung DPR, Rabu (29/1/2020).
Rony menjelaskan, investasi Asabri pada kuartal VI 2019 turun drastis. Ia mencontohkan, ada saham yang turun dari harga sahamnya Rp 500/unit bisa jadi Rp 50/saham. "Tapi bedanya kita dengan tetangga sebelah [perusahaan asuransi lain yang gagal bayar], [kami] ada pertanggungjawaban," kata Rony.
Di hadapan anggota DPR, Rony menyampaikan sebenarnya, kalau dari pendapatan dari premi dan pembayaran klaim selama 10 tahun terakhir masih matching atau tidak ada defisit
Namun, lanjut Rony, Asabri harus ada pencadangan beban pemanfaatan polis di masa depan. "Karena THT [tabungan hari tua] kewajiban kita di masa depan di present value-kan. Rata rata hitungan setahunnya Rp 1 triliun, itu internal tapi tahun lalu kita hitung Rp 1 triliun tapi ada koreksi auditor gak sampai segitu jadi pencadangannya Rp 349 miliar," jelas Rony.
Jika beban klaim bertambah, lanjut Rony, penambahan cadangan harus dibikin pos dan tidak perhitungan uang keluar ada akturia.
"Maksudnya negara underwriting [seleksi risiko] beban lebih besar dari premi tapi beban ada cadangannya, bukan yang dikeluarkan," jelas Rony.
(hps/hps) Next Article DPR Bentuk Panja Kasus Jiwasraya, Bumiputera, Asabri dkk
"RBC 2019 minus 571,1% tapi karena asuransi sosial dan gak jualan, kita gak ada isu sebenarnya, penyehatannya untuk sampai 120% RBC harus tingkatkan aset Rp 7,2 triliun," kata Direktur Keuangan dan Investasi Asabri Rony Hanityo Apriyanto di Gedung DPR, Rabu (29/1/2020).
Rony menjelaskan, investasi Asabri pada kuartal VI 2019 turun drastis. Ia mencontohkan, ada saham yang turun dari harga sahamnya Rp 500/unit bisa jadi Rp 50/saham. "Tapi bedanya kita dengan tetangga sebelah [perusahaan asuransi lain yang gagal bayar], [kami] ada pertanggungjawaban," kata Rony.
Di hadapan anggota DPR, Rony menyampaikan sebenarnya, kalau dari pendapatan dari premi dan pembayaran klaim selama 10 tahun terakhir masih matching atau tidak ada defisit
Namun, lanjut Rony, Asabri harus ada pencadangan beban pemanfaatan polis di masa depan. "Karena THT [tabungan hari tua] kewajiban kita di masa depan di present value-kan. Rata rata hitungan setahunnya Rp 1 triliun, itu internal tapi tahun lalu kita hitung Rp 1 triliun tapi ada koreksi auditor gak sampai segitu jadi pencadangannya Rp 349 miliar," jelas Rony.
Jika beban klaim bertambah, lanjut Rony, penambahan cadangan harus dibikin pos dan tidak perhitungan uang keluar ada akturia.
"Maksudnya negara underwriting [seleksi risiko] beban lebih besar dari premi tapi beban ada cadangannya, bukan yang dikeluarkan," jelas Rony.
(hps/hps) Next Article DPR Bentuk Panja Kasus Jiwasraya, Bumiputera, Asabri dkk
Most Popular