Roundup

KRAS Restrukturisasi Utang Rp 27 T, Bos Jiwasraya Diperiksa

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 January 2020 09:19
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,35% kemarin.
Foto: Ki-Ka: Dirut KRAS - Silmy Karim Menteri BUMN - Erick Thohir Komut KRAS - I Gusti Putu B. Wamen BUMN I - Budi Gunadi Sadikin saat Public Expose PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di gedung Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,35% ke level 6.111,18 poin pada perdagangan Selasa kemarin (28/1/2020).

Melemahnya IHSG kemarin senada dengan pelemahan bursa saham Asia, antara lain: indeks Nikkei yang melemah 0,55%, indeks Strait Times melemah 1,81%. Sementara itu, indeks Hang Seng dan Shanghai Composite masih libur Tahun Baru Imlek.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu (29/1/2020):


1.Restrukturisasi Utang Jumbo Rp 27 T, Ini Daftar Kreditor KRAS
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) sudah menyelesaikan proses restrukturisasi utang senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611/US$). Ini merupakan restrukturisasi utang terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Restrukturisasi ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan asing. Penandatangan perjanjian restrukturisasi ini dilakukan untuk transformasi bisnis KRAS menjadi lebih sehat.

"Melalui restrukturisasi ini, total beban selama sembilan bulan tahun utang dapat diturunkan secara signifikan dari US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta. Selain itu, penghematan biaya juga kita dapatkan dari restrukturisasi Krakatau Steel utang selama sembilan tahun sebesar US$ 685 juta," kata Direktur Utama Silmy Karim, dalam siaran pers, Selasa (28/1/2020).


2.Dugaan Korupsi, Dirut & Direktur Jiwasraya Diperiksa Kejagung
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mendatangi Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Selasa (28/01/2020) sore. Dia datang bersama Direktur Pemasaran Jiwasraya Indra Widjaja dan dua rekan lainnya.

Lalu apa maksud tujuan kedatangannya?

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus Kejagung) Febri Adriansyah menjelaskan Hexana dan Indra diperiksa sebagai saksi.

"Sebagai saksi, saksi fakta," katanya singkat di lobi gedung Bundar, Selasa (28/01/2020).



3.Tower Bersama Beberkan Penggunaan Dana Obligasi Rp 4,8 T
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menjelaskan penggunaan dana hasil penerbitan surat utang senilai US$ 350 juta atau setara Rp 4,76 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membayar pinjaman bergulir (revolving).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen TBIG menjelaskan, penggunaan dana tersebut untuk membayar seluruh jumlah saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving (Fasilitas B) sebesar US$ 300 juta atau Rp 4,1 triliun.

Sisanya, digunakan untuk membayar sebagian saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving (Fasilitas RLF 2017) sebesar US$200 juta atau Rp 2,7 triliun.


4.7 Saham Ini Masuk IDX80, Saham Paling Likuid di BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyusun ulang daftar saham pengisi indeks LQ45, indeks 45 saham paling likuid, untuk periode Februari 2020 hingga Juli 2020. Selain, itu BEI juga menyusun ulang indeks lainnya termasuk IDX80 yang berisi 80 saham terlikuid di pasar modal.

Data BEI mencatat ada tiga saham baru yang masuk yakni saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), lalu saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Sementara saham yang keluar yaitu PT Indika Energy Tbk (INDY), saham PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).


5.Di RI Ada 25.919 Perusahaan Asing, BKPM: Dorong 2% untuk IPO
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan 1%-2% perusahaan asing yang menanamkan modal di Indonesia (PMA) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan data perizinan terintegrasi secara elektronik/OSS, sampai dengan akhir Desember 2019 terdapat 668.228 perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang terdaftar, dengan rincian 642.309 Perusahaan PMDN dan 25.919 Perusahaan dalam rangka PMA.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih stagnan tumbuh di kisaran 5%, harus ada langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui investasi dan mendorong perusahaan PMA menjadi emiten BEI.

"Kita targetkan 1-2% tahun ini dari 26.000 PMA untuk listing ke bursa," kata Bahlil di Bursa Efek Indonesia, Selasa (28/1/2020).



6.Refinancing, Garuda akan Terbitkan Sukuk Global Rp 6,8 T
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal menerbitkan sukuk global untuk melakukan pembayaran kembali (refinancing) utangnya yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Jumlah sukuk yang akan diterbitkan setidaknya mencapai US$ 500 juta (Rp 6,80 triliun, asumsi kurs Rp 13.600/US$).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penerbitan surat utang ini cukup mendesak sehingga rencana penerbitannya juga akan dilakukan pada kuartal pertama tahun ini.

"Sedang kita proses refinancing, yang urgent US$ 500 juta. Sedang digarap, sedang diusahakan (di kuartal I-2020)," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Senin (27/1/2020) malam.


7.Gegara Repo, Edy Suwarno Lepas 934 Juta Saham MINA
Investor pasar modal, sekaligus pemegang saham dua emiten PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) dan PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), yakni Edy Suwarno, menjual sebanyak 934.221.800 saham MINA dengan tujuan pelepasan investasi.

Selain itu, penjualan saham MINA tersebut juga berkaitan dengan transaksi repurchase agreement atau repo saham (gadai).

Harga penjualan pada transaksi yang dilakukan pada 17 Januari itu di harga Rp 270/saham dan Rp 885/saham. Dengan asumsi harga tersebut, nilai penjualan berkisar antara Rp 252,24 miliar hingga Rp 826,79 miliar.

"Tujuan transaksi pelepasan investasi dan Repo, status kepemilikan langsung," kata Edy Suwarno, yang juga Komisaris Utama Sanushasta Mitra, dalam suratnya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dikutip CNBC Indonesia, Selasa (28/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Fitch Waspadai Non-Bank RI, Ini Kabar Pengakuan Bos Jiwasraya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular