Bukan Mandiri, BRI atau BNI, Inilah Bank Andalan Jokowi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 January 2020 08:57
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan jajarannya mengenai inklusi keuangan.
Foto: Dokumentasi Sekretariat Kabinet
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan jajarannya mengenai inklusi keuangan atau soal pengguna layanan jasa keuangan.

Dalam ratas tersebut, Jokowi tidak ragu menyebut, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum membuka mata terhadap sistem keuangan nasional secara menyeluruh.

Oleh karena itu, Jokowi menekankan kepada menterinya untuk melakukan perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan formal di seluruh lapisan masyarakat, sekaligus peran lembaga keuangan mikro.

"Bank wakaf mikro diperluas, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," tegas Jokowi di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).


Jokowi juga menginginkan agar upaya untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan dilakukan dengan menggunakan layanan digital berbasis internet. Hal ini sejalan dengan mengikuti perkembangan zaman.

"Ini didukung oleh penetrasi pengguna internet yang relatif tinggi 64,8% atau kurang lebih 170 juta orang dari total penduduk Indonesia," jelasnya

"Fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi alternatif pembiayaan mudah dan cepat. Tercatat, outstanding pinjaman kredit fintech mencapai Rp 12,18 triliun meningkat 141% di November 2019," katanya.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan jajarannya untuk melakukan pendalaman pasar keuangan dan menggali potensi jasa keuangan non-bank, asuransi, pasar modal, hingga dana pensiun untuk menyadarkan masyarakat secara luas.

"Manfaatkan uang-uang yang ada, sehingga ekonomi nasional dapat tertolong pendanaan dari investor domestik," kata Jokowi.

Untuk diketahui, berdasarkan data yang diterima Kepala Negara, indeks inklusi literasi keuangan dan indeks inklusi keuangan Indonesia memang meningkat, masing-masing sebesar 38,03% dan 76,19% pada 2019.

Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Misalnya, seperti Singapura yang indeks inklusi keuangannya sudah mencapai 98%, Malaysia 85%, hingga Thailand 82%.

Data OJK mencatat, mengacu Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan pada 2019, menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%.

"Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33%, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39%," tulis OJK dalam siaran persnya.


(tas/tas) Next Article Bukan Mandiri, BNI atau BRI, Ternyata Bank Ini Andalan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular