Berkaca dari SARS, Wabah Corona Bisa Dorong Emas Naik 20%?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2020 16:33
Virus yang berasal dari kota Wuhan China ini sudah menewaskan 106 dan telah menjangkiti 4.515 orang di negeri Tiongkok
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar finansial global dikejutkan dengan penyebaran virus corona sejak pekan lalu.  Virus corona merupakan keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan, namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia.

Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.

Virus yang berasal dari kota Wuhan China ini sudah menewaskan 106 dan telah menjangkiti 4.515 orang di negeri Tiongkok, sebagaimana dilansir CNBC International.

Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Nepal, Prancis, Australia, AS, dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.


Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas dan bisa jadi akan semakin yakin untuk keluar dulu dari aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi. Emas yang merupakan aset aman (safe haven) menjadi diuntungkan, harganya pun menguat sejak pekan lalu.

Penyebaran virus corona mengingatkan pada penyebaran Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada tahun 2002 dan 2003 lalu.

Melansir history.com SARS pertama kali muncul di provinsi Guangdong China pada November 2002. Dengan cepat SARS menyebar ke Hong Kong dan Vietnam dan setelahnya ke berbagai belahan dunia melalui wisatawan yang melakukan perjalanan udara.

Pada bulan Maret 2003, seorang wanita Kanada meninggal di Toronto setelah berkunjung ke Hong Kong. Sepanjang penyebarannya, SARS telah membuat 44 orang meninggal di Toronto.

Sejak pertama kali kemunculan SARS di Kanada, WHO akhirnya mengumumkan peringatan global.

Baru pada Juli 2003, WHO menyatakan penyebaran SARS berhenti. Total selama delapan bulan, lebih dari 8000 orang terjangkit SARS, dan sebanyak 775 orang meninggal dunia.



Saat terjadi wabah SARS, harga emas dunia sempat melesat naik hingga 21% dalam waktu tiga bulan pada periode November 2003 sampai Februari 2004, melansir data Refinitiv. Setelahnya logam mulai ini memangkas penguatan tersebut.

Ketika WHO mengumumkan penyebaran wabah SARS berhenti, emas masih menyisakan penguatan sebesar 10,82%.

[Gambas:Video CNBC]



Sementara sejak kemunculan virus corona pada pekan lalu, harga emas "baru" naik 1,63% hingga Senin (27/1/2020) kemarin. Itu artinya jika virus corona terus memakan korban jiwa, dan penyebarannnya meluas, bukan tidak mungkin emas akan melesat jauh melewati level US$ 1.600/troy ons. Pada pukul 16:04 WIB hari ini, Selasa (28/1/2020) emas berada di level US$ 1.581,38/troy ons. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular