
Kejagung Blokir 800 Rekening Efek, Benarkah Nominee?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 January 2020 07:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejaksaan Agung (Kejagung) kemarin kembali menyatakan bahwa 800 sub rekening efek yang diblokir karena seluruhnya terkait dengan dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Ada dugaan sebagian rekening efek tersebut digunakan sebagai rekening nominee atau rekening atas nama.
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) Hari Setiyono menyampaikan hal tersebut bahwa sebagian dari 800 rekening efek yang diblokir diduga merupakan nominee dan sebagian lain adalah rekening efek yang merupakan atas nama tersangka dugaan korupsi di Jiwasraya.
"Nah itulah yang jadi obyek permintaan keterangan dikaitkan dengan barang bukti akhirnya dilakukan pemblokiran terhadap rekening-rekening itu," ujarnya di lobi Gedung Bundar, Senin (27/01/2020).
Sebelumnya Kejagung memerintahkan agar 800 rekening efek diblokir terkait penyidikan kasus Jiwasraya. Pemblokiran tersebut kemudian dibahas bersama dalam Rapat antara Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dengan Anggota Bursa pada Kamis, 23 Januari 2020. Namun dalam rapat tersebut dibahas sekitar 1.000 sub rekening efek yang sudah diblokir.
Dua orang broker sekuritas membenarkan banyak rekening efek nasabah yang diblokir. Salah satu broker yang menolak namanya diungkap menduga jumlah rekening dapat mencapai ratusan atau bahkan ribuan.
Salah seorang broker mengatakan langkah suspensi yang dinilai membabi buta dan cenderung tanpa perhitungan karena justru dapat menyulitkan nasabah yang tidak ada sangkut paut dengan dugaan transaksi Jiwasraya-Asabri, dan akhirnya akan berdampak pada negatifnya asumsi publik terhadap investasi pasar modal.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo tak berkomentar lebih rinci berapa jumlah rekening yang diblokir berikut perusahaan sekuritas yang diduga terlibat.
"Memang ada [beberapa rekening yang diblokir karena Jiwasraya]," kata Laksono Widodo di BEI, Jakarta.
Laksono menambahkan, pemblokiran itu dilaksanakan secara bertahap menindaklanjuti pemeriksaan Kejaksaan Agung. Ia juga tidak dapat memastikan kapan blokir itu dibuka kembali.
"Iya bertahap, tidak tahu [sampai kapan dibuka], ini kan pemeriksaan, bukan di ranah kami lagi," ujarnya.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia, Uriep Budhi Prasetyo irit bicara kepada wartawan kala dikonfirmasi mengenai berapa jumlah rekening saham yang diblokir.
"Tanya yang berikan informasi," singkat Uriep.
(hps/hps) Next Article Kejagung Sebut 2 Nama jadi Nominee dalam Kasus Jiwasraya
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) Hari Setiyono menyampaikan hal tersebut bahwa sebagian dari 800 rekening efek yang diblokir diduga merupakan nominee dan sebagian lain adalah rekening efek yang merupakan atas nama tersangka dugaan korupsi di Jiwasraya.
"Nah itulah yang jadi obyek permintaan keterangan dikaitkan dengan barang bukti akhirnya dilakukan pemblokiran terhadap rekening-rekening itu," ujarnya di lobi Gedung Bundar, Senin (27/01/2020).
Dua orang broker sekuritas membenarkan banyak rekening efek nasabah yang diblokir. Salah satu broker yang menolak namanya diungkap menduga jumlah rekening dapat mencapai ratusan atau bahkan ribuan.
Salah seorang broker mengatakan langkah suspensi yang dinilai membabi buta dan cenderung tanpa perhitungan karena justru dapat menyulitkan nasabah yang tidak ada sangkut paut dengan dugaan transaksi Jiwasraya-Asabri, dan akhirnya akan berdampak pada negatifnya asumsi publik terhadap investasi pasar modal.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo tak berkomentar lebih rinci berapa jumlah rekening yang diblokir berikut perusahaan sekuritas yang diduga terlibat.
"Memang ada [beberapa rekening yang diblokir karena Jiwasraya]," kata Laksono Widodo di BEI, Jakarta.
Laksono menambahkan, pemblokiran itu dilaksanakan secara bertahap menindaklanjuti pemeriksaan Kejaksaan Agung. Ia juga tidak dapat memastikan kapan blokir itu dibuka kembali.
"Iya bertahap, tidak tahu [sampai kapan dibuka], ini kan pemeriksaan, bukan di ranah kami lagi," ujarnya.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia, Uriep Budhi Prasetyo irit bicara kepada wartawan kala dikonfirmasi mengenai berapa jumlah rekening saham yang diblokir.
"Tanya yang berikan informasi," singkat Uriep.
(hps/hps) Next Article Kejagung Sebut 2 Nama jadi Nominee dalam Kasus Jiwasraya
Most Popular