Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?

Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 January 2020 06:33
Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Ini membuat harga emas dunia pun melesat naik saat perdagangan Senin kemarin (27/1/2020) dibuka.

Kekhawatiran pelaku pasar ini membuat bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat. Pada pukul 14:16 WIB Senin kemarin, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.


Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.

Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.

Foto: Virus Corona Wuhan. (Chinatopix via AP)

Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.

Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.

Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.

Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.

Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz? Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz? Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com




Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support (tahanan bawah) US$ 1,574/troy ons.

Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.

Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.


[Gambas:Video CNBC]



Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) kembali meroket Rp 6.000 menjadi Rp 725.000/gram pada perdagangan Senin kemarin dari posisi akhir pekan lalu Rp 719.000/gram. 

Kenaikan harga emas Antam itu senada dengan melonjaknya harga emas global yang masih diguyur sentimen negatif dari merebaknya virus corona asal China ke penjuru dunia.

Sentimen negatif akan baik untuk pasar instrumen investasi berisiko, tetapi dengan kodrat sebagai produk yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) maka harga emas akan terangkat justru ketika datang sentimen negatif ke pasar keuangan.

Data di situs logam mulia milik Antam Senin kemarin (27/1/20) menunjukkan harga buy back emas Antam di gerai resmi juga melambung Rp 7.000/gram menjadi Rp 690.000/gram dari posisi Sabtu pekan lalu Rp 683.000/gram. 

Harga emas Antam itu mengalami penguatan terutama mengekor harga emas di pasar spot global yang melonjak duluan menjadi US$ 1.570,36 per troy ounce (oz) Sabtu pekan lalu dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.563,02/oz. Senin kemarin, harga emas masih berlanjut naik lagi ke US$ 1.581,09/oz.


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular