
Corona Bikin Gerak IHSG Terbatas, Deretan Saham Ini Bisa Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bahana Sekuritas memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini masih akan terbatas. Hal ini menyusul penyebaran virus corona yang perkembangannya pesat dan sudah menjangkiti 13 negara di dunia.
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan virus ini berdampak tak hanya pada pasar saham dalam negeri, namun juga pada pasar global. Pergerakan ini diperkirakan masih akan terbatas sejalan dengan penantian pasar mengenai laporan hasil kinerja emiten di periode 2019.
"Sejumlah emiten masih akan melaporkan kinerja keuangan pada kuartal empat dan keseluruhan 2019, hal ini membuat investor wait and see untuk masuk, selain kekhawatiran akan penyebaran virus corona," kaya Wafi dalam siaran persnya, Senin (27/1/2020).
Adapun menurut sekuritas ini, pelaku pasar masih mengamati penyebaran virus corona di Indonesia, mengingat beberapa negara di Asia Tenggara telah terjangkiti. Beberapa negara tersebut antara lain Malaysia, Singapura, Thailand dan juga Vietnam.
Dia memperkirakan indeks akan bergerak pada kisaran 6.150 - 6.300 dalam pekan ini. Kata dia, bila melihat pola-pola akumulasi dari investor asing serta indikator-indikator teknikal yang masih positif, beberapa saham di atas cukup layak untuk diperhatikan.
Beberapa saham yang bisa dijadikan pertimbangan bagi pelaku pasar antara lain PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Astra International (ASII).
Bahana Sekuritas memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun ini bisa menyentuh level psikologis 7.000. Kinerja emiten yang lebih baik dari tahun sebelumnya dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik menjadi katalis pendorong IHSG.
Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menyatakan, meskipun di tengah tekanan konflik geopolitik AS-Iran, pasar saham masih bisa tumbuh tahun ini.
Lucky menjelaskan, pada tahun ini, pertumbuhan laba emiten Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan mencapai 9%, meningkat dari tahun 2019 sebesar 2%.
"Peningkatan ini terjadi hampir seluruh sektor kecuali sektor batubara yang masih akan mendapat tekanan dari rendahnya harga batubara di pasar global," ungkap Lucky Ariesandi, Senin (13/1/2020) dalam keterangannya.
Bahana juga mencermati, pasar saham akan tetap menawarkan imbal hasil yang menarik ketimbang pasar obligasi atau properti di tengah tren penurunan suku bunga acuan dan inflasi yang terjaga rendah.
Sektor-sektor yang masih positif sepanjang tahun ini antara lain emiten perbankan, tembakau/rokok, minyak sawit mentah (CPO) dan obat-obatan. Sedangkan, beberapa sektor yang harus dicermati di antaranya batubara, konsumer yang terkait retail sebagai dampak dari kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Sepanjang tahun lalu, IHSG berakhir di level 6.299 atau naik 1,7%, lebih baik ketimbang 2018 yang justru terkoreksi 2,54%.
(tas/tas) Next Article PDB RI Nyungsep, IHSG Berkibar! Kok Bisa?


Bocah SMP di Kediri Tiba-Tiba Temukan Emas Senilai Rp2,3 Miliar

Siap-Siap, Besok Deadline Gencatan Senjata Perang Dagang Trump-China

Petaka Besar Buat Driver Online, Dampaknya Meluas

Tangan Kanan Presiden AS Marah dan Kesal Dikerjain Presiden RI

Potret Gempa Dahsyat M 6,1 Goyang Turki, Warga Panik-Korban Berjatuhan

Pecahan Rupiah Ini Sudah Tidak Berlaku, Tukarkan Sebelum Terlambat!

Sosok Pengemis Terkaya Punya Harta Rp 14 M & Apartemen Mewah
