
Bayar Utang, Bali Towerindo Tawarkan Obligasi Rp 1,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penyedia infrastruktur menara telekomunikasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower Tahap I Tahun 2020 sebesar Rp 800 miliar dengan menawarkan sebanyak dua seri surat utang.
Obligasi ini adalah bagian dari penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower Tahun 2020 dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 1,6 triliun.
Berdasarkan prospektus perusahaan yang dipublikasikan Senin ini (27/1/2020), Seri A dan Seri B, baik nilai dan juga jumlah kupon yang akan ditawarkan ini masih dalam pembahasan bersama penjamin emisi.
Perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) selaku penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek, sementara wali amanat dipercayakan kepada PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).
"PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) selaku penanggung obligasi memberikan garansi (penanggungan) terhadap 50% dari jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dan Seri B yang terutang dengan nilai maksimum penanggungan sebanyak Rp 400 miliar," tulis manajemen Bali Towerindo dalam prospektus, dikutip CNBC Indonesia.
Obligasi ini mendapat pemeringkatan A (single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia.
Sebanyak 80% dana obligasi akan digunakan untuk pelunasan dipercepat atau pelunasan sebagian utang perseroan, di antaranya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sekitar Rp 173,95 miliar dan PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) Rp 159,22 miliar dan Rp 306,82 miliar.
Sisanya 15% dana obligasi akan digunakan untuk investasi (pembangunan microcell pole dan jaringan FTTX) dan 5% untuk kebutuhan investasi khususnya untuk operasional dan instalasi.
Masa penawaran awal (bookbuilding) dimulai pada 27 Januari 2020 sampai 13 Februari dan masa penawaran umum 24-25 Februari 2020, sementara jadwal pencatatan di BEI pada 2 Maret 2020.
Situs resmi BALI mencatat, perusahaan ini berdiri pada 6 Juli 2006 dan merupakan perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi di Provinsi Bali. Pada 13 Maret 2014, Balitower resmi mencatatkan sahamnya di BEI dan mulai diperdagangkan dengan kode Emiten BALI.
Data BEI mencatat, pada perdagangan Senin ini sesi I, pukul 10.58 WIB, saham BALI naik 6,50% di level Rp 1.065/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 4,19 triliun. Sepekan terakhir saham BALI menguat 24%.
(tas/hps) Next Article Trafik Internet Naik, Revenue Industri Menara Tumbuh 30%
