
Mansek Patok IHSG Tembus 6.875, Bahana Malah 7.000

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Sekuritas (Mansek), anak usaha PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), memproyeksikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level psikologis 6.875 pada akhir tahun ini. Berbagai katalis positif akan mendorong indeks ke level tersebut di antaranya adalah reformasi kebijakan melalui Omnibus Law.
"Kami melihat tiga tema besar di tahun 2020 yang menjadi katalis pertumbuhan pasar modal Indonesia, yaitu reformasi kebijakan, konsolidasi industri, serta pergeseran tren dari konsumsi ke investasi," kata Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Meski demikian, Silva melanjutkan, January Effect justru terlihat di pasar obligasi. Investor asing masih memburu instrumen Surat Utang Negara (SUN) awal tahun ini.
Sementara, IHSG bila dilihat secara year to date (ytd), masih terkoreksi 1,99% hingga pekan ketiga Januari ini.
"Selalu ada koreksi jangka pendek dan itu sangat lumrah," katanya melanjutkan.
Secara terpisah, PT Bahana Sekuritas memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun ini bisa menyentuh level psikologis 7.000. Kinerja emiten yang lebih baik dari tahun sebelumnya dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik menjadi katalis pendorong IHSG.
Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menyatakan, meskipun di tengah tekanan konflik geopolitik AS-Iran, pasar saham masih bisa tumbuh tahun ini.
Lucky menjelaskan, pada tahun ini, pertumbuhan laba emiten Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan mencapai 9%, meningkat dari tahun 2019 sebesar 2%.
"Peningkatan ini terjadi hampir seluruh sektor kecuali sektor batubara yang masih akan mendapat tekanan dari rendahnya harga batubara di pasar global," ungkap Lucky Ariesandi, Senin (13/1/2020) dalam keterangannya.
Bahana juga mencermati, pasar saham akan tetap menawarkan imbal hasil yang menarik ketimbang pasar obligasi atau properti di tengah tren penurunan suku bunga acuan dan inflasi yang terjaga rendah.
Sektor-sektor yang masih positif sepanjang tahun ini antara lain emiten perbankan, tembakau/rokok, minyak sawit mentah (CPO) dan obat-obatan. Sedangkan, beberapa sektor yang harus dicermati di antaranya batubara, konsumer yang terkait retail sebagai dampak dari kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Sepanjang tahun lalu, IHSG berakhir di level 6.299 atau naik 1,7%, lebih baik ketimbang 2018 yang justru terkoreksi 2,54%.
(tas/tas) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
