Utang Masih Rendah, Fitch Jaga Peringkat Layak Investasi RI

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 January 2020 18:53
Fitch Ratings (Fitch) mengafirmasi peringkat utang pemerintah (sovereign credit rating) Indonesia pada BBB, atau 'layak investasi'.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) mengafirmasi peringkat utang pemerintah (sovereign credit rating) Indonesia pada level BBB, atau 'layak investasi', dengan outlook stabil.

Afirmasi peringkat tersebut diterbitkan dalam keterangan resminya pada hari ini (24/01/2020) menyusul masih kuatnya prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara lain pada rating yang sama (peers).

Namun, Fitch mengingatkan tantangan yang masih dihadapi negeri ini, yaitu tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, rendahnya penerimaan pemerintah, dan tata kelola serta produk domestik bruto (PDB) per kapita yang tertinggal dari negara peers.

Fitch memperkirakan defisit fiskal akan stabil pada 2020. Utang pemerintah diestimasi di level 30,1% PDB pada 2019. Rasio utang terhadap PDB hanya akan sedikit meningkat beberapa tahun ke depan dengan asumsi batasan defisit anggaran sebesar 3% dari PDB tetap dipatuhi.

Dari sisi domestik, tekanan inflasi diproyeksikan akan tetap rendah. Dalam beberapa tahun terakhir, inflasi terkendali dalam rentang target BI 3,5% ± 1%. Dari sisi eksternal, kondisi pasar keuangan yang kondusif mendukung peningkatan cadangan devisa hingga mencapai US$ 129 miliar pada Desember 2019.

Current account deficit (CAD) diprediksi tetap di level 2,7% PDB baik pada 2019 maupun 2020, dan sedikit membaik menjadi 2,6% pada 2021, yang lebih dari setengahnya dibiayai oleh aliran masuk investasi asing langsung, dan sisanya dibiayai aliran masuk investasi portofolio.


[Gambas:Video CNBC]




Bauran Kebijakan Akomodatif Dipertahankan


Menanggapi itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan afirmasi rating pada level BBB itu adalah bentuk pengakuan Fitch atas daya tahan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global, didukung sinergi bauran kebijakan kuat antara BI dan pemerintah.

"Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," tuturnya dalam keterangan resmi hari ini.

Fitch memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap resilien beberapa tahun mendatang, didukung berlanjutnya pembangunan infrastruktur publik dan agenda reformasi ekonomi pada periode kedua Presiden Joko Widodo.

Upaya reformasi struktural pemerintah berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi asing langsung dalam jangka menengah, yang akan bergantung kepada langkah rinci pemerintah serta implementasinya, terutama terkait Omnibus Law yang akan dirliis beberapa bulan ke depan.

Implementasi reformasi struktural yang kuat dan persepsi perusahaan asing terhadap perbaikan level-playing field diharapkan dapat mendorong peningkatan aliran masuk investasi asing langsung dan memperkuat kondisi keuangan eksternal Indonesia.

Fitch memandang risiko dari sektor perbankan Indonesia terbatas. Rasio kredit swasta terhadap PDB hanya sebesar 36% sedangkan rasio kecukupan modal bank tetap kuat, yakni sebesar 23,7% pada November 2019.

Eksposur pinjaman dalam valas perbankan Indonesia tercatat sekitar 15% dari total pinjaman dengan kewajiban bank dalam valas dapat diimbangi oleh aset valas atau telah dilakukan lindung nilai, serta sebagian kewajiban adalah pembiayaan dari perusahaan induk.

Fitch terakhir kali mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB/stable outlook (Investment Grade) pada 14 Maret 2019.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/dru) Next Article Astaga! Fitch Pangkas Rating Utang 30 Negara, Bakal Nambah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular