
Sah! Catat Penguatan 8 Pekan Beruntun, Rupiah Terbaik Dunia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 January 2020 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (24/1/2020), sekaligus mencatat penguatan delapan pekan beruntun.
Rupiah sebenarnya membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,04% ke Rp 13.630/US$, tetapi tidak lama Mata Uang Garuda berbalik menguat hingga menembus ke bawah Rp 13.600/US$.
Sebelum tengah hari rupiah sudah berada di level Rp 13.565/US$, menguat 0,44% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Setelahnya rupiah memangkas pelemahan, sebelum kembali ke level Rp 13.565 dan menutup perdagangan hari ini. Rupiah kian mengokohkan posisinya di level terkuat sejak Februari 2018, dan sebagai mata uang terbaik di dunia, dengan penguatan 2,29% sejak awal perdagangan 2020.
Pergerakan pasar pada hari ini masih diwarnai kecemasan akan penyebaran virus Corona.
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan, namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia. Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.
Virus tersebut pertama kali muncul di China dan telah menyebar ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, hingga AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.
China kini sudah mengisolasi kota Wuhan yang memiliki jumlah penduduk sekitar 11 juta orang. Sejauh ini virus Corona sudah menyebabkan 26 orang meninggal dunia, dan menjangkiti lebih dari 800 orang, sebagaimana dilansir CNBC International.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini belum menjadikan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional. Organisasi di bawah naungan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) itu menilai masih terlalu awal untuk melakukan itu.
"Agak terlalu dini untuk menganggap ini sebagai darurat internasional. Jangan salah, ini adalah kondisi darurat di China tetapi belum di level internasional," kata Didier Houssin, Ketua Panel Komite Darurat WHO, sebagaimana diberitakan Reuters.
Meski demikian, rupiah terbukti "kebal" terhadap isu virus Corona. Bahkan sejak Kamis kemarin saat mata uang Asia lainnya berguguran, rupiah justru menguat. Sementara pada hari ini, mayoritas mata uang utama Asia berhasil menguat. Berikut perkembangan pergerakan dolar AS melawan mata uang Benua Kuning pada pukul 16:37 WIB.
Rupiah sebenarnya membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,04% ke Rp 13.630/US$, tetapi tidak lama Mata Uang Garuda berbalik menguat hingga menembus ke bawah Rp 13.600/US$.
Sebelum tengah hari rupiah sudah berada di level Rp 13.565/US$, menguat 0,44% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Setelahnya rupiah memangkas pelemahan, sebelum kembali ke level Rp 13.565 dan menutup perdagangan hari ini. Rupiah kian mengokohkan posisinya di level terkuat sejak Februari 2018, dan sebagai mata uang terbaik di dunia, dengan penguatan 2,29% sejak awal perdagangan 2020.
Pergerakan pasar pada hari ini masih diwarnai kecemasan akan penyebaran virus Corona.
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan, namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia. Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.
![]() |
Virus tersebut pertama kali muncul di China dan telah menyebar ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, hingga AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.
China kini sudah mengisolasi kota Wuhan yang memiliki jumlah penduduk sekitar 11 juta orang. Sejauh ini virus Corona sudah menyebabkan 26 orang meninggal dunia, dan menjangkiti lebih dari 800 orang, sebagaimana dilansir CNBC International.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini belum menjadikan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional. Organisasi di bawah naungan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) itu menilai masih terlalu awal untuk melakukan itu.
"Agak terlalu dini untuk menganggap ini sebagai darurat internasional. Jangan salah, ini adalah kondisi darurat di China tetapi belum di level internasional," kata Didier Houssin, Ketua Panel Komite Darurat WHO, sebagaimana diberitakan Reuters.
Meski demikian, rupiah terbukti "kebal" terhadap isu virus Corona. Bahkan sejak Kamis kemarin saat mata uang Asia lainnya berguguran, rupiah justru menguat. Sementara pada hari ini, mayoritas mata uang utama Asia berhasil menguat. Berikut perkembangan pergerakan dolar AS melawan mata uang Benua Kuning pada pukul 16:37 WIB.
Next Page
Dapat Restu dari Bank Indonesia
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular