
Sah! Catat Penguatan 8 Pekan Beruntun, Rupiah Terbaik Dunia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 January 2020 18:05

Penguatan tajam rupiah belakangan ini mendapat "restu" dari Bank Indonesia, sehingga rupiah semakin menjadi-jadi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers mengatakan penguatan rupiah adalah hal yang wajar karena fundamental Indonesia terus membaik. Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada 2019 diperkirakan berada di kisaran 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan tetap stabil di level 2,5-3% pada 2020.
"Penguatan rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun," kata Perry, Kamis (23/1/2020).
"BI memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental yang membaik, membaiknya mekanisme pasar, dan keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah. Penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi," papar Perry.
Selain itu, pada hari ini Fitch Solutions menaikkan outlook rupiah. Dalam rilisnya hari ini, Fitch Solutions memprediksi di tahun 2020 rata-rata rupiah berada di level Rp 13.650/US$, jauh lebh bagus dari prediksi sebelumnya rata-rata Rp 14.500/US$.
Sebagai gambaran, sejak awal tahun 2020 hingga hari ini rata-rata rupiah di kisaran Rp 13.740/US$. Itu artinya rupiah masih bisa menguat lagi, khusunnya dalam jangka pendek. Fitch memprediksi dalam jangka pendek atau tiga sampai enam bulan ke depan, rupiah masih akan perkasa.
Proyeksi terbaru dari Fitch Solutions tersebut melengkapi pandangan positif Bank of America Merrill Lynch (BAML) di pekan ini. Analis BAML, Rohit Garg, mengatakan rupiah kini menjadi kesayangan pelaku pasar.
"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu," kata Garg dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).
Dia menambahkan rupiah menjadi mata uang yang paling diuntungkan dari pemulihan ekonomi global serta kenaikan harga komoditas.
Gard juga mengatakan selain karena pemulihan ekonomi global, Bank Indonesia yang terbuka pada tren penguatan rupiah juga menjadi salah satu alasan rupiah menjadi "kesayangan" pelaku pasar, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/tas)
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers mengatakan penguatan rupiah adalah hal yang wajar karena fundamental Indonesia terus membaik. Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada 2019 diperkirakan berada di kisaran 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan tetap stabil di level 2,5-3% pada 2020.
"Penguatan rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun," kata Perry, Kamis (23/1/2020).
"BI memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental yang membaik, membaiknya mekanisme pasar, dan keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah. Penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi," papar Perry.
![]() Foto: Refinitiv |
Selain itu, pada hari ini Fitch Solutions menaikkan outlook rupiah. Dalam rilisnya hari ini, Fitch Solutions memprediksi di tahun 2020 rata-rata rupiah berada di level Rp 13.650/US$, jauh lebh bagus dari prediksi sebelumnya rata-rata Rp 14.500/US$.
Sebagai gambaran, sejak awal tahun 2020 hingga hari ini rata-rata rupiah di kisaran Rp 13.740/US$. Itu artinya rupiah masih bisa menguat lagi, khusunnya dalam jangka pendek. Fitch memprediksi dalam jangka pendek atau tiga sampai enam bulan ke depan, rupiah masih akan perkasa.
Proyeksi terbaru dari Fitch Solutions tersebut melengkapi pandangan positif Bank of America Merrill Lynch (BAML) di pekan ini. Analis BAML, Rohit Garg, mengatakan rupiah kini menjadi kesayangan pelaku pasar.
"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu," kata Garg dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).
Dia menambahkan rupiah menjadi mata uang yang paling diuntungkan dari pemulihan ekonomi global serta kenaikan harga komoditas.
Gard juga mengatakan selain karena pemulihan ekonomi global, Bank Indonesia yang terbuka pada tren penguatan rupiah juga menjadi salah satu alasan rupiah menjadi "kesayangan" pelaku pasar, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular