
Awalnya Lesu, Kini Rupiah Terkuat Sejak Februari 2018
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 January 2020 10:30

Sementara dari dalam negeri, sepertinya arus modal kembali menyerbu pasar obligasi pemerintah. Kemarin, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 5%.
Keputusan itu diambil kala suara pelaku pasar tidak mufakat bulat. Dari 10 institusi yang membentuk konsensus pasar CNBC Indonesia, dua di antaranya memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Akhirnya Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menahan suku bunga acuan. Ini membuat berinvestasi di pasar keuangan Indonesia tetap seksi, terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi.
Arus modal pun menyemut di sekitar Surat Berharga Negara (SBN). Harga SBN naik, yang dicerminkan dari penurunan imbal hasil (yield).
Pada pukul 10:20 WIB, yield SBN seri acuan tenor 10 tahun turun 5,7 bps ke 6,616%. Yield instrumen ini berada di level terendah sejak April 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Keputusan itu diambil kala suara pelaku pasar tidak mufakat bulat. Dari 10 institusi yang membentuk konsensus pasar CNBC Indonesia, dua di antaranya memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Akhirnya Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menahan suku bunga acuan. Ini membuat berinvestasi di pasar keuangan Indonesia tetap seksi, terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi.
Pada pukul 10:20 WIB, yield SBN seri acuan tenor 10 tahun turun 5,7 bps ke 6,616%. Yield instrumen ini berada di level terendah sejak April 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular