Masih Ada Hantu Virus Corona, Masihkah Inflow ke Pasar SUN?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 January 2020 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang negara (SUN) diprediksi akan flat di tengah sentimen positif dan negatif yang akan memberi katalis yang variatif dan menjelang momentum keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia.
"Yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan akan bergerak sideways dalam waktu dekat di tengah variatifnya katalis dari eksternal dan domestik," ujar Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, dalam risetnya hari ini (23/1/20).
Menurut dia, sentimen positif berasal dari laporan keuangan emiten global di pasar saham Wall Street yang baik sedangkan sentimen negatif berasal dari virus corona.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahun lalu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Tahun ini, seri acuan baru adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Variatifnya katalis eksternal ini diperkirakan Ariawan juga dapat membatasi pergerakan yield di pasar surat utang Indonesia dalam jangka pendek, meskipun peluang penurunan yield dalam jangka menengah masih cukup terbuka ditengah likuiditas pasar yang meningkat dan pergerakan rupiah yang stabil.
Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah kembali ditutup menguat hari ini dan memperpanjang reli hampir beruntun sejak 7 Januari, membuat tingkat imbal hasil (yield) seri 10 tahun surut ke 6,71%, posisi terendah sejak 19 April 2018.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.084,31 triliun SBN, atau 39,18% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 20 Januari.
Angka menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 160 miliar sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan dan awal tahun masih surplus Rp 22,45 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
"Yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan akan bergerak sideways dalam waktu dekat di tengah variatifnya katalis dari eksternal dan domestik," ujar Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, dalam risetnya hari ini (23/1/20).
Menurut dia, sentimen positif berasal dari laporan keuangan emiten global di pasar saham Wall Street yang baik sedangkan sentimen negatif berasal dari virus corona.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahun lalu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Tahun ini, seri acuan baru adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Variatifnya katalis eksternal ini diperkirakan Ariawan juga dapat membatasi pergerakan yield di pasar surat utang Indonesia dalam jangka pendek, meskipun peluang penurunan yield dalam jangka menengah masih cukup terbuka ditengah likuiditas pasar yang meningkat dan pergerakan rupiah yang stabil.
Kemarin, harga obligasi rupiah pemerintah kembali ditutup menguat hari ini dan memperpanjang reli hampir beruntun sejak 7 Januari, membuat tingkat imbal hasil (yield) seri 10 tahun surut ke 6,71%, posisi terendah sejak 19 April 2018.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.084,31 triliun SBN, atau 39,18% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 20 Januari.
Angka menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 160 miliar sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan dan awal tahun masih surplus Rp 22,45 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Most Popular