Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 January 2020 16:57
Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Rabu (22/1/2020), melanjutkan pelemahan Selasa kemarin. Padahal di awal perdagangan Selasa, emas sempat melesat naik 0,45% ke level US$ 1.568,35/troy ons, tetapi di akhir perdagangan malah melemah 0,23%.

Pada perdagangan hari ini, pukul 14:15 WIB, emas melemah 0,37% ke level US$ 1.552/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan emas di awal perdagangan kemarin akibat bursa saham Asia yang berguguran, membuat pelaku pasar bermain aman dan masuk ke aset safe haven seperti emas. Bahkan pelemahan bursa berlanjut hingga ke Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Beberapa faktor yang menyebabkan bursa saham berguguran adalah peningkatan tensi di Timur Tengah, Dana Moneter Internasioanl (Intenational Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, serta kecemasan akan penyebaran virus Corona dari China.



Seperti diberitakan sebelumnya, tiga roket kembali menghantam zona internasional Amerika Serikat (AS) di Baghdad Irak. Menurut sumber AFP, tiga roket menghantam wilayah di dekat Kedutaan Besar AS, Selasa (21/1/2020) dini hari waktu setempat. Pelaku pasar dibuat cemas AS akan kembali menggunakan kekuatan militer akibat aksi "main api" tersebut.

Sementara itu IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3% turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Oktober lalu sebesar 3,4%.

Lembaga ini menyebut, revisi ke bawah sebagian besar disebabkan oleh lebih rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang, sementara negara-negara maju pertumbuhan ekonominya diprediksi stabil atau tidak jauh dari level saat ini.

Kemudian dari China, Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang mengungkapkan bahwa enam orang warganya meninggal akibat virus Corona. Wuhan adalah daerah yang paling parah, di mana terjadi 300 kasus serangan virus Corona.



Tidak hanya di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, bahkan sampai ke AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.

Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar rapat pada Rabu waktu AS. Rapat tersebut akan menentukan apakah serangan virus Corona sudah bisa diberi status darurat internasional.

Meski demikian, sentimen pelaku pasar terlihat membaik pada hari ini, yang terlihat dari bursa saham utama Asia, termasuk indeks Shanghai China menghijau pada hari ini. Dampaknya harga emas terus tertekan.

[Gambas:Video CNBC]



Pada Selasa kemarin, harga emas terkoreksi turun setelah mendekati level kunci US$ 1.569/troy ons yang dapat menentukan langkah emas selanjutnya. 

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas Grafik: Rupiah (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif, sementara histogramnya sudah masuk ke zona negatif. Indikator ini menunjukkan emas mulai kehabisan momentum penguatan.

Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 tetapi di bawah MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik setelah mencapai wilayah jenuh jual (oversold).

Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.551/troy ons yang kini menjadi support (tahanan bawah). Jika support tersebut ditembus, emas berisiko turun ke US$ 1.545/troy ons. Emas berisiko turun lebih dalam menuju US$ 1.540/troy ons jika level tersebut juga dilewati.

Sementara selama bertahan di atas support, emas berpeluang menguat menguji US$ 1.558/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1.563/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular