
Diterpa Aksi Jual Asing, Rentetan Penguatan 2 Hari IHSG Putus
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 January 2020 16:50

Kedepannya, ada ekspektasi yang besar bahwa perlambatan ekonomi China bisa diredam. Pasalnya, AS dan China kini telah resmi meneken kesepakatan dagang tahap satu yang akan menjadi kunci dalam meredam tekanan terhadap perekonomian China.
Seperti yang diketahui, pada hari Rabu waktu setempat (15/1/2020) AS dan China menandatangani kesepakatan dagang tahap satu di Gedung Putih, AS. Dari pihak AS, penandatanganan dilakukan langsung oleh Presiden Donald Trump, sementara pihak China mengirim Wakil Perdana Menteri Liu He.
"Hari ini kami mengambil langkah penting yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan China, yang akan memastikan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan," kata Trump saat seremoni penandatanganan di Gedung Putih, Washington, AS, seperti dikutip dari AFP.
"Bersama-sama, kita (akan) memperbaiki kesalahan masa lalu," kata Trump lagi.
"Negosiasi ini sulit bagi kami. Tapi ini terobosan yang sangat luar biasa."
Sementara itu, pihak China juga melontarkan nada positif terkait kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.
"Kesepakatan ini baik untuk China, untuk AS, dan untuk seluruh dunia," ucap Liu kala membacakan surat dari Presiden China Xi Jinping kepada Trump.
Sesuai dengan yang diumumkan oleh Trump pada bulan Desember, melalui kesepakatan dagang tahap satu AS akan memangkas bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar menjadi setengahnya atau 7,5%.
Sebelumnya, AS telah membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memasukkan komitmen dari China untuk membeli produk asal AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun.
Kemudian, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga akan membereskan komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Melalui kesepakatan dagang tahap satu, China diwajibkan untuk membuat proposal terkait lankah-langkah yang akan diadopsi untuk memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual. Proposal tersebut harus disampaikan ke AS dalam waktu 30 hari setelah kesepakatan dagang tahap satu resmi berlaku.
Terkait dengan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam, di dalam kesepakatan dagang tahap satu disebutkan bahwa perusahaan-perusahaan harus bisa beroperasi di China “tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain untuk mentransfer teknologinya ke pihak lain.”
Melansir World Economic Outlook (WEO) periode Oktober 2019 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), perekonomian China diproyeksikan tumbuh sebesar 5,819% pada tahun 2020, yang berarti perlambatannya tak separah perlambatan di tahun 2019.
Ingat, proyeksi tersebut dibuat oleh IMF pada Oktober 2019 kala AS dan China belum mengumumkan dicapainya kesepakatan dagang tahap satu. Dengan kini kesepakatan dagang tahap satu sudah diteken, angka pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2020 tentu bisa lebih tinggi lagi.
Sejauh ini, China masih merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia. Jika perekonomian China tumbuh relatif tinggi, tentu pertumbuhan ekonomi dunia juga akan berada di level yang relatif tinggi. (ank/ank)
Seperti yang diketahui, pada hari Rabu waktu setempat (15/1/2020) AS dan China menandatangani kesepakatan dagang tahap satu di Gedung Putih, AS. Dari pihak AS, penandatanganan dilakukan langsung oleh Presiden Donald Trump, sementara pihak China mengirim Wakil Perdana Menteri Liu He.
"Hari ini kami mengambil langkah penting yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan China, yang akan memastikan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan," kata Trump saat seremoni penandatanganan di Gedung Putih, Washington, AS, seperti dikutip dari AFP.
"Negosiasi ini sulit bagi kami. Tapi ini terobosan yang sangat luar biasa."
Sementara itu, pihak China juga melontarkan nada positif terkait kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.
"Kesepakatan ini baik untuk China, untuk AS, dan untuk seluruh dunia," ucap Liu kala membacakan surat dari Presiden China Xi Jinping kepada Trump.
Sesuai dengan yang diumumkan oleh Trump pada bulan Desember, melalui kesepakatan dagang tahap satu AS akan memangkas bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar menjadi setengahnya atau 7,5%.
Sebelumnya, AS telah membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memasukkan komitmen dari China untuk membeli produk asal AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun.
Kemudian, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga akan membereskan komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Melalui kesepakatan dagang tahap satu, China diwajibkan untuk membuat proposal terkait lankah-langkah yang akan diadopsi untuk memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual. Proposal tersebut harus disampaikan ke AS dalam waktu 30 hari setelah kesepakatan dagang tahap satu resmi berlaku.
Terkait dengan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam, di dalam kesepakatan dagang tahap satu disebutkan bahwa perusahaan-perusahaan harus bisa beroperasi di China “tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain untuk mentransfer teknologinya ke pihak lain.”
Melansir World Economic Outlook (WEO) periode Oktober 2019 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), perekonomian China diproyeksikan tumbuh sebesar 5,819% pada tahun 2020, yang berarti perlambatannya tak separah perlambatan di tahun 2019.
Ingat, proyeksi tersebut dibuat oleh IMF pada Oktober 2019 kala AS dan China belum mengumumkan dicapainya kesepakatan dagang tahap satu. Dengan kini kesepakatan dagang tahap satu sudah diteken, angka pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2020 tentu bisa lebih tinggi lagi.
Sejauh ini, China masih merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia. Jika perekonomian China tumbuh relatif tinggi, tentu pertumbuhan ekonomi dunia juga akan berada di level yang relatif tinggi. (ank/ank)
Next Page
Diterpa Aksi Jual Investor Asing
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular