
Kemarin 'Disentil' Jokowi, Rupiah Kayaknya Melemah Hari Ini

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,26% dan berada di posisi terkuat sejak Februari 2018.. Sudah enam hari beruntun rupiah tidak pernah melemah.
Secara akhir 2019 atau year-to-date, rupiah sudah menguat 1,84% terhadap dolar AS. Ini membuat rupiah tidak terbantahkan sebagai mata uang terbaik Asia.
Apresiasi rupiah yang ugal-ugalan ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut berkomentar. Menurut Jokowi, penguatan rupiah juga harus disikapi dengan hati-hati.
"Nilai tukar kita menguat, kalau menguatnya terlalu cepat kita harus hati2-hati. Ada yang senang, ada yang tidak senang. Eksportir pasti tidak senang karena rupiah menguat sehingga daya saing menurun," tegas Jokowi.
Kala rupiah kuat, bahkan terlalu kuat, produk Indonesia jadi lebih mahal di pasar ekspor. Permintaan terhadap produk Indonesia bisa menurun sehingga membebani neraca perdagangan dan kemudian transaksi berjalan (current account).
Penguatan rupiah juga membuat harga produk dari negara lain lebih murah. Ini bisa menjadi insentif bagi importir, sehingga barang impor akan semakin membanjiri pasar domestik. Akibatnya, lagi-lagi neraca perdagangan dan transaksi berjalan kian tertekan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
