Kemarin 'Disentil' Jokowi, Rupiah Kayaknya Melemah Hari Ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 January 2020 07:19
Kemarin 'Disentil' Jokowi, Rupiah Kayaknya Melemah Hari Ini
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda depresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF pada penutupan pasar kemarin dibandingkan hari ini, Jumat (17/1/2020), mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 16 Januari (15:52 WIB)

Kurs 17 Januari (07:00 WIB)

1 Pekan

Rp 13.634,5

Rp 13.627,1

1 Bulan

Rp 13.654,4

Rp 13.644,5

2 Bulan

Rp 13.682,2

Rp 13.681,5

3 Bulan

Rp 13.719,2

Rp 13.739,5

6 Bulan

Rp 13.832,7

Rp 13.837

9 Bulan

Rp 13.950,5

Rp 13.987,6

1 Tahun

Rp 14.113

Rp 14.128,7

2 Tahun

Rp 14.741,1

Rp 14.695

 
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 16 Januari pukul 15:44 WIB:
 

Periode

Kurs

1 Bulan

Rp 13.650

3 Bulan


Rp 13.720
 


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. 

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

 

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,26% dan berada di posisi terkuat sejak Februari 2018.. Sudah enam hari beruntun rupiah tidak pernah melemah.


Secara akhir 2019 atau year-to-date, rupiah sudah menguat 1,84% terhadap dolar AS. Ini membuat rupiah tidak terbantahkan sebagai mata uang terbaik Asia.




Apresiasi rupiah yang ugal-ugalan ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut berkomentar. Menurut Jokowi, penguatan rupiah juga harus disikapi dengan hati-hati.

"Nilai tukar kita menguat, kalau menguatnya terlalu cepat kita harus hati2-hati. Ada yang senang, ada yang tidak senang. Eksportir pasti tidak senang karena rupiah menguat sehingga daya saing menurun," tegas Jokowi.


Kala rupiah kuat, bahkan terlalu kuat, produk Indonesia jadi lebih mahal di pasar ekspor. Permintaan terhadap produk Indonesia bisa menurun sehingga membebani neraca perdagangan dan kemudian transaksi berjalan (current account).

Penguatan rupiah juga membuat harga produk dari negara lain lebih murah. Ini bisa menjadi insentif bagi importir, sehingga barang impor akan semakin membanjiri pasar domestik. Akibatnya, lagi-lagi neraca perdagangan dan transaksi berjalan kian tertekan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular