
Nilai Saham Turun, Erick & Mahfud Tegaskan Dana Asabri Aman!
Muhammad Choirul Anwar & Efrem Siregar, CNBC Indonesia
17 January 2020 07:38

Isu skandal korupsi di Asabri pertama kali dihembuskan Mahfud MD. "Saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya. Di atas Rp 10 triliun itu," kata Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
"Asabri itu punyanya orang kecil. Itu punyanya prajurit. Polisi, tentara yang pensiun-pensiun yang pangkatnya kecil. Itu kan banyak yang nggak punya rumah, nggak bisa keluar," sambung Mahfud dilansir dari detikcom.
Mahfud langsung melakukan serangkaian langkah strategis, salah satunya memanggil beberapa menteri yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Bahkan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (15/1/2020), sempat mengatakan bahwa nilai potensi kerugian Asabri lebih kecil dari Jiwasraya.
"Beda ya [mekanisme penyelesaian] karena Asabri [asuransi] sosial ya....[potensi kerugian] gedeanJ iwasraya," jelas Kartika.
Kementerian BUMN juga akan melalukan review hasil audit Asabri yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Asabri kami review. Kami lagi audit dengan BPKP, memang ada seperti yang dibaca media ada penurunan saham dan reksa dana signifikan," kata Kartika.
"Kami tadi review dengan BPKP dan komisaris. Dan kami akan melakukan tindakan-tindakan juga kami akan lihat siapa pihak-pihak yg bertanggung jawab, dan nanti pada saatnya kami umumkan sanksi dan proses seperti apa," kata Kartika.
Selain itu, kata Kartika, ada keterkaitan antara kasus Asabri dengan Jiwasraya.
"Intinya kami tadi review memang saham-saham yang ada di Asabri seperti yang ditampilkan medsos (media sosial) ya mirip-mirip-lah dengan Jiwasraya, jadi kami lihat ada semacam hubungan permainan saham di Jiwasraya dan Asabri.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai investasi Asabri di 12 perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI sepanjang 2019 berpotensi turun hingga mencapai Rp 7,47 triliun (80,23%) yaitu menjadi Rp 1,84 triliun dari awal penghitungan Rp 9,31 triliun.
Hitungan itu berasal dari kompilasi data kepemilikan saham dari 15 perusahaan yang sahamnya sempat dimiliki perusahaan BUMN pengelola asuransi TNI/Polri dan Kementerian Pertahanan tersebut pada periode Desember 2018 hingga September 2019.
Dengan demikian, bila memakai asumsi kepemilikan sahamnya tidak berubah hingga akhir tahun 2019, maka dapat terlihat penurunan tersebut.
Ke-12 perusahaan yang sempat dimiliki Asabri adalah PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE).
Perusahaan lain adalah PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT SMR Utama Tbk (SMRU), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), dan PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON).
Dalam siaran persnya, manajemen Asabri kegiatan operasional Asabri terutama proses penerimaan premi, proses pelayanan, dan proses pembayaran klaim berjalan dengan normal dan baik. Asabri dapat memenuhi semua pengajuan klaim tepat pada waktunya.
Selanjutnya, terkait dengan kondisi pasar modal di Indonesia, terdapat beberapa penurunan nilai investasi Asabri yang sifatnya sementara.
"Namun demikian, Manajemen ASABRI memiliki mitigasi untuk me-recovery penurunan tersebut," tulis manajemen, Senin (13/1/2020).
Dalam melakukan penempatan investasi, manajemen mengaku mengedepankan kepentingan perusahaan sesuai dengan kondisi yang dihadapi, mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan usahanya.
(tas/tas)
"Asabri itu punyanya orang kecil. Itu punyanya prajurit. Polisi, tentara yang pensiun-pensiun yang pangkatnya kecil. Itu kan banyak yang nggak punya rumah, nggak bisa keluar," sambung Mahfud dilansir dari detikcom.
Mahfud langsung melakukan serangkaian langkah strategis, salah satunya memanggil beberapa menteri yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Beda ya [mekanisme penyelesaian] karena Asabri [asuransi] sosial ya....[potensi kerugian] gedeanJ iwasraya," jelas Kartika.
Kementerian BUMN juga akan melalukan review hasil audit Asabri yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Asabri kami review. Kami lagi audit dengan BPKP, memang ada seperti yang dibaca media ada penurunan saham dan reksa dana signifikan," kata Kartika.
"Kami tadi review dengan BPKP dan komisaris. Dan kami akan melakukan tindakan-tindakan juga kami akan lihat siapa pihak-pihak yg bertanggung jawab, dan nanti pada saatnya kami umumkan sanksi dan proses seperti apa," kata Kartika.
Selain itu, kata Kartika, ada keterkaitan antara kasus Asabri dengan Jiwasraya.
"Intinya kami tadi review memang saham-saham yang ada di Asabri seperti yang ditampilkan medsos (media sosial) ya mirip-mirip-lah dengan Jiwasraya, jadi kami lihat ada semacam hubungan permainan saham di Jiwasraya dan Asabri.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai investasi Asabri di 12 perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI sepanjang 2019 berpotensi turun hingga mencapai Rp 7,47 triliun (80,23%) yaitu menjadi Rp 1,84 triliun dari awal penghitungan Rp 9,31 triliun.
Hitungan itu berasal dari kompilasi data kepemilikan saham dari 15 perusahaan yang sahamnya sempat dimiliki perusahaan BUMN pengelola asuransi TNI/Polri dan Kementerian Pertahanan tersebut pada periode Desember 2018 hingga September 2019.
Dengan demikian, bila memakai asumsi kepemilikan sahamnya tidak berubah hingga akhir tahun 2019, maka dapat terlihat penurunan tersebut.
Ke-12 perusahaan yang sempat dimiliki Asabri adalah PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE).
Perusahaan lain adalah PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT SMR Utama Tbk (SMRU), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), dan PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON).
![]() |
Dalam siaran persnya, manajemen Asabri kegiatan operasional Asabri terutama proses penerimaan premi, proses pelayanan, dan proses pembayaran klaim berjalan dengan normal dan baik. Asabri dapat memenuhi semua pengajuan klaim tepat pada waktunya.
Selanjutnya, terkait dengan kondisi pasar modal di Indonesia, terdapat beberapa penurunan nilai investasi Asabri yang sifatnya sementara.
"Namun demikian, Manajemen ASABRI memiliki mitigasi untuk me-recovery penurunan tersebut," tulis manajemen, Senin (13/1/2020).
Dalam melakukan penempatan investasi, manajemen mengaku mengedepankan kepentingan perusahaan sesuai dengan kondisi yang dihadapi, mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan usahanya.
(tas/tas)
Pages
Most Popular