Sambut Deal Damai Dagang AS-China, IHSG Ditutup Naik 0,46%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 January 2020 16:49
Dibatasi Potensi Eskalasi AS-Iran
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Di sisi lain, potensi eskalasi lanjutan terkait dengan tensi antara AS dan Iran menjadi faktor yang membebani kinerja bursa saham Asia.

Seperti yang diketahui, pada awal tahun 2020 AS menembak mati petinggi pasukan militer Iran Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran). Soleimani tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad.

Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga meninggal dunia.


Soleimani sendiri telah disanksi oleh AS sejak tahun 2007 dan pada Mei 2019, Washington memutuskan untuk melabeli Revolutionary Guards, beserta dengan seluruh bagiannya, sebagai organisasi teroris, menandai kali pertama label tersebut diberikan terhadap lembaga militer resmi dari sebuah negara.

Sebagai balasan dari pembunuhan Soleimani, Iran menembakkan misil ke dua markas militer AS di Irak. Diketahui, lebih dari selusin misil balistik diluncurkan oleh Iran ke dua markas militer AS tersebut.

"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi AS di Al-Assad dan Irbil," kata juru bicara Pentagon pasca serangan.

Melansir CNBC International, setelah serangan Iran terjadi Presiden AS Donald Trump mengadakan pertemuan dengan para penasihat utamanya di Gedung Putih. Pertemuan tersebut dihadiri Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Pertahanan Mark Esper, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley.

Sambut Deal Damai Dagang AS-China, IHSG Ditutup Naik 0,46%Foto: Aktivis berkumpul di dekat Menara Trump Chicago untuk memprotes tindakan militer AS terhadap Irak (Abel Uribe/Chicago Tribune via AP)


Dalam konferensi pers terkait dengan serangan yang diluncurkan oleh Iran, Trump mendinginkan suasana dengan membantah klaim pemerintah Iran yang mengatakan bahwa ada sebanyak 80 tentara AS yang tewas dalam serangan tersebut. Dirinya pun menyakini bahwa serangan tersebut merupakan serangan terakhir dari Iran.

"Tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan rudal Iran," ujar Trump di Gedung Putih sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (9/1/2020).

"Iran tampaknya akan mundur, yang mana ini baik untuk semua pihak terkait," katanya.

Namun, kini tensi antar kedua negara berpotensi kembali tereskalasi. Pada hari Minggu (12/1/2020), sebuah rudal diketahui kembali menyerang markas militer AS di Irak. Meski belum ada pengakuan resmi dari Iran, AS menuding serangan dilakukan kelompok milisi yang didukung Iran di Irak.

"(AS) marah dengan laporan serangan roket lain di pangkalan udara di Irak," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, seperti dikutip dari AFP.

"Ini pelanggaran terus-menerus atas kedaulatan Irak oleh kelompok-kelompok yang tidak loyal ... harus berakhir."

Roket jenis Katyusha tersebut mendarat di pangkalan udara Al-Balad. Pangkalan udara ini merupakan rumah bagi pesawat F-16.

Saat peristiwa terjadi, di Al-Balad tengah diadakan acara yang dihadiri kontingen kecil Angkatan Udara AS serta sejumlah kontraktor pemeliharaan pesawat militer. Peristiwa ini melukai 4 orang, di antaranya dua perwira Irak dan dua penerbang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular