
BI Ungkap Keperkasaan Rupiah yang Bikin Dolar Berdarah-darah
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
14 January 2020 14:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar diwarnai dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pukul 12.00 WIB hari ini, Selasa (14/1/2020) nilai tukar rupiah dihargai di Rp 13.655/US$. Level tersebut merupakan terkuat sejak 22 Februari 2018 atau hampir dua tahun lalu.
Terhitung sejak akhir tahun 2019, rupiah telah menguat 1,62% di hadapan dolar. Penguatan rupiah yang tak terbendung ini membuat mata uang Sang Garuda ini layak dinobatkan sebagai jawara di Asia dan terutama bikin dolar berdarah-darah.
Sebenarnya apa alasan rupiah bisa perkasa seperti ini?
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan secara fundamental dan dalam konteks global, wajar bila rupiah berlanjut menguat sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan emerging lainnya.
"Bukan dinamika global saja yang menjadi penopang penguatan Rupiah, tapi juga berbagai perbaikan di dalam negeri," papar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, Selasa (14/1/2020).
Bila mempertimbangkan arah perkembangan ke depan, Nanang melanjutkan terkait perbaikan performa neraca pembayaran Indonesia, baik pada neraca transaksi berjalan dan neraca modal, jumlah cadangan devisa yang terus meningkat. Serta inflasi yang terjaga stabil dan rendah di bawah 3,0%, dan pergerakan mata uang seluruh Emerging Market yang juga seluruhnya menguat.
"Maka sudah sewajarnya secara fundamental rupiah bisa terus menguat."
"BI akan menyerahkan mekanisme penguatan rupiah pada kekuatan supply-demand pasar, sepanjang pergerakannya manageable. Dalam situasi terakhir ini, supply devisa banyak bersumber dari investor global dan eksportir," paparnya.
Pada pukul 12.00 WIB hari ini, Selasa (14/1/2020) nilai tukar rupiah dihargai di Rp 13.655/US$. Level tersebut merupakan terkuat sejak 22 Februari 2018 atau hampir dua tahun lalu.
Terhitung sejak akhir tahun 2019, rupiah telah menguat 1,62% di hadapan dolar. Penguatan rupiah yang tak terbendung ini membuat mata uang Sang Garuda ini layak dinobatkan sebagai jawara di Asia dan terutama bikin dolar berdarah-darah.
"Bukan dinamika global saja yang menjadi penopang penguatan Rupiah, tapi juga berbagai perbaikan di dalam negeri," papar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, Selasa (14/1/2020).
Bila mempertimbangkan arah perkembangan ke depan, Nanang melanjutkan terkait perbaikan performa neraca pembayaran Indonesia, baik pada neraca transaksi berjalan dan neraca modal, jumlah cadangan devisa yang terus meningkat. Serta inflasi yang terjaga stabil dan rendah di bawah 3,0%, dan pergerakan mata uang seluruh Emerging Market yang juga seluruhnya menguat.
"Maka sudah sewajarnya secara fundamental rupiah bisa terus menguat."
"BI akan menyerahkan mekanisme penguatan rupiah pada kekuatan supply-demand pasar, sepanjang pergerakannya manageable. Dalam situasi terakhir ini, supply devisa banyak bersumber dari investor global dan eksportir," paparnya.
Next Page
Investor Memburu Instrumen Emerging
Pages
Most Popular