
India Boikot CPO Malaysia, Bisakah Jadi Berkah untuk RI?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 January 2020 11:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) melorot setelah India melakukan boikot terhadap minyak sawit Malaysia. Tindakan ini diambil oleh India sebagai bagian dari aksi balasan terhadap negeri Jiran karena dinilai terlalu mencampuri urusan dalam negeri India.
Selasa (14/1/2020) Harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 23 ringgit atau terkoreksi 0,74% ke level RM 3.069/ton. Harga CPO mulai melorot ketika importir minyak sawit India mulai melakukan boikot terhadap minyak sawit Malaysia.
Upaya tersebut dilakukan India untuk membalas negeri Jiran yang mengkritik tindakan India yang dinilai 'menginvasi dan menduduki' Khasmir serta menuding UU Kewarganegaraan baru yang 'anti-Islam'.
Minggu lalu, New Delhi memberlakukan pelarangan impor minyak sawit olahan dan palmolefin menyusul kritik Perdana Menteri Malaysia pada India bulan Desember lalu. Kini importir India tak lagi membeli CPO maupun minyak sawit Malaysia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh setidaknya empat pelaku industri kepada Reuters.
"Secara resmi memang tak ada pelarangan impor CPO dari Malaysia. Namun tak ada yang membeli karena instruksi pemerintah" kata salah satu pelaku industri kepada Reuters.
"Kami dapat membeli CPO dar Malaysia, tetapi pemerintah telah memberi peringatan, 'jangan datang ke kami jika pengiriman Anda tertahan'. Dan tak ada satu pun yang mau pengirimannya tertahan di pelabuhan" kata seorang trader berbasis di Mumbai.
Sejak kritik Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang dilayangkan ke India, pembelian minyak sawit Negeri Jiran itu oleh India mengalami penurunan.
Kini India mulai beralih mengimpor CPO dari Indonesia. Sebagai produsen sawit terbesar di dunia tentu ini menguntungkan bagi Indonesia. Apalagi CPO merupakan komoditas unggulan RI. Pada 2018 saja Indonesia mengekspor minyak sawit hingga US$ 16,5 miliar atau setara dengan Rp 231,4 triliun asumsi kurs Rp 14.000/US$.
India merupakan pembeli minyak nabati terbesar di dunia. Impor minyak sawit India mencapai dua per tiga total impor minyak nabati India atau setara dengan 9 juta ton per tahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Ketika India memboikot produk sawit dari Malaysia, mereka akan beralih ke Indonesia. Jelas ini berkah bagi sawit RI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Telisik Harga CPO di Tengah Aksi India Boikot Sawit Malaysia
Selasa (14/1/2020) Harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 23 ringgit atau terkoreksi 0,74% ke level RM 3.069/ton. Harga CPO mulai melorot ketika importir minyak sawit India mulai melakukan boikot terhadap minyak sawit Malaysia.
Upaya tersebut dilakukan India untuk membalas negeri Jiran yang mengkritik tindakan India yang dinilai 'menginvasi dan menduduki' Khasmir serta menuding UU Kewarganegaraan baru yang 'anti-Islam'.
"Secara resmi memang tak ada pelarangan impor CPO dari Malaysia. Namun tak ada yang membeli karena instruksi pemerintah" kata salah satu pelaku industri kepada Reuters.
"Kami dapat membeli CPO dar Malaysia, tetapi pemerintah telah memberi peringatan, 'jangan datang ke kami jika pengiriman Anda tertahan'. Dan tak ada satu pun yang mau pengirimannya tertahan di pelabuhan" kata seorang trader berbasis di Mumbai.
Sejak kritik Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang dilayangkan ke India, pembelian minyak sawit Negeri Jiran itu oleh India mengalami penurunan.
![]() |
![]() |
India merupakan pembeli minyak nabati terbesar di dunia. Impor minyak sawit India mencapai dua per tiga total impor minyak nabati India atau setara dengan 9 juta ton per tahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Ketika India memboikot produk sawit dari Malaysia, mereka akan beralih ke Indonesia. Jelas ini berkah bagi sawit RI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Telisik Harga CPO di Tengah Aksi India Boikot Sawit Malaysia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular