India-Malaysia Masih Panas, Harga CPO Masih Tinggi nih!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 January 2020 10:53
Harga CPO masih dibayangi panasnya hubungan India-Malaysia. Karena output Januari lebih rendah dan harga CPO RI mahal, harga kokoh
Foto: Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendengarkan Perdana Menteri Cina Li Keqiang pada KTT ASEAN-China di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) kontrak bergerak naik pagi ini tetapi masih diwarnai dengan tekanan. Hubungan India dan Malaysia yang memanas akhir-akhir ini membuat harga CPO terperosok.

Rabu (15/1/2020), harga CPO kontrak di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) berada di level RM 3.022/ton naik 17 ringgit atau 0,56% dibanding posisi perdagangan kemarin. Walau naik harga CPO masih berada dalam tekanan terutama akibat kabar boikot India terhadap minyak sawit Malaysia.

Upaya tersebut dilakukan India untuk membalas negeri Jiran yang mengkritik tindakan India yang dinilai 'menginvasi dan menduduki' Kashmir serta menuding UU Kewarganegaraan baru yang 'anti-Islam'.



Merespons hal tersebut Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad kemarin menyampaikan akan terus menyuarakan kebenaran dan melawan hal yang tidak benar walau akan berdampak pada ekonomi Malaysia, melansir Reuters.

Menurut kajian Maybank IB, larangan impor minyak sawit Malaysia akan membuat persediaan minyak sawit Malaysia menumpuk dan ketika output kembali pulih pada kuartal II-2020, harga CPO terancam terkoreksi.

Minggu lalu, New Delhi memberlakukan pelarangan impor minyak sawit olahan dan palm olein menyusul kritik Perdana Menteri Malaysia pada India bulan Desember lalu. Kini importir India tak lagi membeli CPO maupun minyak sawit Malaysia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh setidaknya empat pelaku industri kepada Reuters.

"Secara resmi memang tak ada pelarangan impor CPO dari Malaysia. Namun tak ada yang membeli karena instruksi pemerintah" kata salah satu pelaku industri kepada Reuters.

"Kami dapat membeli CPO dari Malaysia, tetapi pemerintah telah memberi peringatan, 'jangan datang ke kami jika pengiriman Anda tertahan'. Dan tak ada satu pun yang mau pengirimannya tertahan di pelabuhan" kata seorang trader berbasis di Mumbai.


Kini India mulai beralih mengimpor CPO dari Indonesia. Sebagai produsen sawit terbesar di dunia tentu ini menguntungkan bagi Indonesia. Apalagi CPO merupakan komoditas unggulan RI. Pada 2018 saja Indonesia mengekspor minyak sawit hingga US$ 16,5 miliar atau setara dengan Rp 231,4 triliun asumsi kurs Rp 14.000/US$.

India merupakan pembeli minyak nabati terbesar di dunia. Impor minyak sawit India mencapai dua per tiga total impor minyak nabati India atau setara dengan 9 juta ton per tahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.

Hari ini harga CPO masih kuat walau digempur sentimen negatif akibat panasnya hubungan India dan Malaysia karena outlook produksi Januari yang lebih rendah dan harga CPO Indonesia yang relatif lebih tinggi.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/tas) Next Article Telisik Harga CPO di Tengah Aksi India Boikot Sawit Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular