Rp 275 T Habis Buat Bayar Bunga Utang, Tapi Jangan Marah Dulu
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2020 13:09

Penurunan yield SBN seiring dengan membaiknya peringkat utang Indonesia. Pertengahan tahun lalu, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan rating utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama Indonesia mendapat peringkat BBB dari S&P sejak 1995.
Baca: Jokowi dan 24 Tahun Penantian Rating Utang S&P Jadi BBB
"Ekonomi Indonesia secara konsisten terus berhasil melampaui negara-negara yang sekelompok (peers) dan kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terjaga pada tahun-tahun ke depan. Dengan stabilitas kebijakan dan fiskal yang pruden, kami meyakini profil utang Indonesia layak dinaikkan.
Oleh karena itu, kami menaikkan peringkat utang Indonesia ke BBB dari BBB- dengan outlook stabil. Kami juga menaikkan rating obligasi jangka pendek menjadi A-2 dari A-3. Outlook stabil mencerminkan ekspektasi kami bahwa ekonomi Indonesia masih akan kuat dalam jangka menengah dan keseimbangan eksternal akan membaik," papar keterangan resmi S&P tertanggal 31 Mei 2019.
Kenaikan rating menggambarkan risiko gagal bayar (default) Indonesia semakin kecil. Penurunan risiko gagal bayar ini kemudian tercermin dari Credit Default Swap (CDS).
Sepanjang 2019, CDS Indonesia tenor lima tahun terpangkas 73,28 poin. Padahal tahun sebelumnya, CDS naik 49,92 poin.
Jadi rasa aman karena risiko default yang semakin mustahil membuat investor masuk ke pasar SBN. Hasilnya, yield turun dan beban pembayaran bunga utang pemerintah berkurang.
(aji/aji)
Baca: Jokowi dan 24 Tahun Penantian Rating Utang S&P Jadi BBB
"Ekonomi Indonesia secara konsisten terus berhasil melampaui negara-negara yang sekelompok (peers) dan kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terjaga pada tahun-tahun ke depan. Dengan stabilitas kebijakan dan fiskal yang pruden, kami meyakini profil utang Indonesia layak dinaikkan.
Kenaikan rating menggambarkan risiko gagal bayar (default) Indonesia semakin kecil. Penurunan risiko gagal bayar ini kemudian tercermin dari Credit Default Swap (CDS).
Sepanjang 2019, CDS Indonesia tenor lima tahun terpangkas 73,28 poin. Padahal tahun sebelumnya, CDS naik 49,92 poin.
Jadi rasa aman karena risiko default yang semakin mustahil membuat investor masuk ke pasar SBN. Hasilnya, yield turun dan beban pembayaran bunga utang pemerintah berkurang.
(aji/aji)
Next Page
SBN Juga Siap Beri Cuan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular