Jokowi dan 24 Tahun Penantian Rating Utang S&P Jadi BBB

Herdaru Purnomo & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 May 2019 14:15
Indonesia mendapatkan kembali rating BBB dari lembaga pemeringkat S&P. Lembaga ini dikenal paling konservatif.
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendapatkan kembali rating BBB dari lembaga pemeringkat S&P. Lembaga ini dikenal paling konservatif.

Hari ini Jumat (31/5/2019) S&P menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan proyeksi (outlook) stabil.

S&P menyebut kebijakan yang stabil dan fiskal yang pruden menjadi faktor penyebab kenaikan peringkat tersebut. Outlook yang stabil mencerminkan ekspektasi bahwa ekonomi Indonesia tetap akan kuat dalam jangka menengah.

"Peringkat utang Indonesia didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah. S&P memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mengecil dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan pulihnya sektor perdagangan," sebut keterangan tertulis S&P.



Tahukah anda, Indonesia meraih peringkat BBB atau 1 notch di atas peringkat layak investasi (BBB-) itu pada tahun 1995. Tepatnya pada April 1995. Kemudian rating diturunkan menjadi BBB- pada 1997. Tepatnya pada Oktober 1997.

Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya S&P menempatkan Indonesia kembali pada Investment Grade dengan menaikkan peringkat Indonesia pada level BBB-/stable outlook pada 19 Mei 2017.

Hari ini, Jumat 31 Mei 2019 S&P menaikkan kembali rating menjadi BBB. Selamat!



Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat anteng kini beringas. Rupiah bahkan sempat menguat hingga ke kisaran 1%.

Pada Jumat (31/5/2019) pukul 14:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.250. Rupiah menguat 1,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Kenaikan Yesus Kristus.

Namun seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah agak menipis. Pada pukul 14:06 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.260 di mana rupiah menguat 0,94%.

Awalnya rupiah sempat anteng di Rp 14.375/US$ yang bertahan sejak pembukaan pasar. Namun tiba-tiba rupiah menguat tajam, dan dolar AS berhasil dilengserkan ke bawah Rp 14.200.

Kabar baik ini begitu menyengat pasar yang semula adem-ayem. Seakan mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) dari S&P, investor menjadi bernafsu memburu aset-aset berbasis rupiah.

Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 713,83 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,33% pada pukul 14:05 WIB.

Ditopang derasnya arus modal, rupiah pun menguat signifikan. Meski penguatannya menipis, tetapi rupiah berhasil menjadi mata uang terbaik di Asia. Tidak ada mata uang utama Benua Kuning yang mencetak penguatan setinggi rupiah.


(aji) Next Article S&P Masih Saja Tetapkan Outlook RI Negatif, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular