Rp 275 T Habis Buat Bayar Bunga Utang, Tapi Jangan Marah Dulu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2020 13:09
SBN Juga Siap Beri Cuan
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Selain faktor keamanan, adalah keuntungan alias cuan yang mendorong investor menyemut di pasar SBN. Penyebabnya adalah tren kebijakan moneter global yang akomodatif.

Misalnya di Amerika Serikat (AS). Sepanjang 2019, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menurunkan suku bunga acuan sampai tiga kali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat perang dagang dengan China.


Tidak hanya AS, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga sempat menurunkan suku bunga acuan satu kali dari -0,4% menjadi -0,5% pada September. Ini menjadi penurunan pertama sejak Maret 2016.

Akibatnya, berinvestasi di negara-negara maju tersebut menjadi kurang menguntungkan. Saat suku bunga acuan turun, maka imbalan investasi di aset-aset berpendapatan tetap akan ikut terpotong.

Situasi ini mendorong pelaku pasar mencari lokasi untuk menempatkan dana. Pertimbangannya tentu dua, aman dan cuan. Nah, Indonesia bisa menawarkan dua hal itu.

Aman sudah jelas, kita sudah bahas sebelumnya. Cuan pun siap diberikan.

Meski Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunga acuan, tetapi yield SBN 10 tahun masih tetap tinggi yaitu di kisaran 7%. Jauh lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di Malaysia yang menawarkan yield 3%, Filipina 4%, sampai India 6%.

Tidak heran investor, terutama asing, sangat bernafsu memburu SBN. Sepanjang 2019, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp 168,61 triliun.

Investor yang nyaman berinvestasi di SBN membuat yield dan kupon bergerak ke selatan. Hasilnya, beban pembayaran bunga utang pemerintah pun berkurang.

[Gambas:Video CNBC]



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular