
Konsolidasikan Ophir, Medco Cetak Laba Rp 269 M di Q3-2019
Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 January 2020 09:24

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) baru saja merilis laporan keuangan untuk periode akhir September 2019 yang diaudit. Periode 9 bulan pertama tahun lalu, perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang sangat baik, salah satu faktor pendorongnya adalah dikonsolidasikannya Ophir Energy selama empat bulan pascadiakuisisi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, pada periode tersebut perusahaan mengantongi laba bersih senilai US$ 19,27 juta (Rp 269,78 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai tersebut jauh lebih baik ketimbang dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih senilai US$ 11,08 juta.
Hingga akhir September 2019 lalu perusahaan mengantongi pendapatan total sebesar US$ 1,01 miliar (Rp 14,22 triliun). Secara year on year (YoY) mengalami kenaikan 12,80% dari US$ 900,60 juta di akhir September 2018.
Kenaikan pendapatan ini paling besar disumbang masih oleh penjualan minyak dan gas bumi senilai US$ 852,71 juta, mengalami kenaikan dari US$ 730,47 juta.
Sementara itu pendapatan dari penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya berkontribusi senilai US$ 161,91 juta dan pendapatan dari jasa senilai US$ 1,31 juta. Sayangnya pemasukan dari dua pendapatan ini sama-sama mengalami penurunan di periode ini.
"Kami terus memberikan kinerja operasional yang kuat sambil meningkatkan portofolio kami melalui akuisisi dan divestasi selektif. Integrasi operasi Ophir telah berjalan dengan baik. Sinergi US$ 50 juta yang telah kami identifikasi, bersama dengan perkembangan mulus Bualuang, Thailand menempatkan kami di tempat yang bagus untuk tahun 2020," kata Roberto Lorato, CEO Medco Energi dalam siaran persnya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2020).
Roberto menjelaskan, akuisisi Ophir selama empat bulan terakhir ini menyumbang kenaikan EBITDA senilai US$ 65 juta terhitung sejak 1 Juni 2019. Diperkirakan mulai dari tahun ini hingga ke depannya, perusahaan ini akan menyumbang pendapatan berulang minimal US$ 50 juta per tahun.
(hps/hps) Next Article Shell Hengkang, Medco Tak Tertarik Garap Blok Masela
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, pada periode tersebut perusahaan mengantongi laba bersih senilai US$ 19,27 juta (Rp 269,78 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai tersebut jauh lebih baik ketimbang dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih senilai US$ 11,08 juta.
Hingga akhir September 2019 lalu perusahaan mengantongi pendapatan total sebesar US$ 1,01 miliar (Rp 14,22 triliun). Secara year on year (YoY) mengalami kenaikan 12,80% dari US$ 900,60 juta di akhir September 2018.
Kenaikan pendapatan ini paling besar disumbang masih oleh penjualan minyak dan gas bumi senilai US$ 852,71 juta, mengalami kenaikan dari US$ 730,47 juta.
"Kami terus memberikan kinerja operasional yang kuat sambil meningkatkan portofolio kami melalui akuisisi dan divestasi selektif. Integrasi operasi Ophir telah berjalan dengan baik. Sinergi US$ 50 juta yang telah kami identifikasi, bersama dengan perkembangan mulus Bualuang, Thailand menempatkan kami di tempat yang bagus untuk tahun 2020," kata Roberto Lorato, CEO Medco Energi dalam siaran persnya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2020).
Roberto menjelaskan, akuisisi Ophir selama empat bulan terakhir ini menyumbang kenaikan EBITDA senilai US$ 65 juta terhitung sejak 1 Juni 2019. Diperkirakan mulai dari tahun ini hingga ke depannya, perusahaan ini akan menyumbang pendapatan berulang minimal US$ 50 juta per tahun.
(hps/hps) Next Article Shell Hengkang, Medco Tak Tertarik Garap Blok Masela
Most Popular