
Belum Terpengaruh Iran-AS, Pasar SUN Masih Menguat

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 2,6 basis poin (bps) menjadi 7,53%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pagi ini, diberitakan bahwa Jenderal Qasem Soleimani, pimpinan Pasukan Khusus Quds yang menjadi unit dari Tentara Revolusi Iran, gugur dalam sebuah serangan oleh AS. Kematian jenderal yang sudah dianggap pahlawan di negaranya itu sukses membuat harga minyak melambung pagi ini.
Yield Obligasi Negara Acuan 3 Jan'20
Seri | Jatuh tempo | Yield 2 Jan'20 (%) | Yield 3 Jan'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 2 Jan'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.433 | 6.418 | -1.50 | 6.378 |
FR0082 | 10 tahun | 7.074 | 7.072 | -0.20 | 7.0317 |
FR0080 | 15 tahun | 7.442 | 7.44 | -0.20 | 7.4061 |
FR0083 | 20 tahun | 7.563 | 7.537 | -2.60 | 7.53 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.062,62 triliun SBN, atau 38,6% dari total beredar Rp 2.752 triliun berdasarkan data per 30 Desember.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 169,37 triliun dibanding posisi akhir Desember 2018 Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,25 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 5,18 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 2 Jan'20 (%) | Yield 3 Jan'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 6.79 | 6.725 | -6.50 |
China (A+) | 3.185 | 3.191 | 0.60 |
Jerman (AAA) | -0.222 | -0.217 | 0.50 |
Prancis (AA) | 0.08 | 0.082 | 0.20 |
Inggris Raya (AA) | 0.794 | 0.787 | -0.70 |
India (BBB-) | 6.501 | 6.502 | 0.10 |
Jepang (A) | -0.022 | -0.012 | 1.00 |
Malaysia (A-) | 3.312 | 3.308 | -0.40 |
Filipina (BBB) | 4.43 | 4.43 | 0.00 |
Rusia (BBB) | 6.27 | 6.23 | -4.00 |
Singapura (AAA) | 1.777 | 1.756 | -2.10 |
Thailand (BBB+) | 1.48 | 1.465 | -1.50 |
Amerika Serikat (AAA) | 1.882 | 1.877 | -0.50 |
Afrika Selatan (BB+) | 8.255 | 8.21 | -4.50 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor