Pasar Obligasi Menguat, Tutup 2019 dengan Reli

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 December 2019 19:46
Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi tetapi tetap menguat tipis hari ini, menutup tahun dengan reli yang membuat tersenyum pelaku pasar.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi tetapi tetap menguat tipis hari ini, menutup tahun dengan reli yang membuat tersenyum pelaku pasar.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 1,5 basis poin (bps) menjadi 7,55%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 30 Dec'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 27 Dec'19 (%)

Yield 30 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 30 Dec'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.402

6.414

1.20

6.3637

FR0078

10 tahun

7.096

7.098

0.20

7.0722

FR0068

15 tahun

7.572

7.557

-1.50

7.5385

FR0079

20 tahun

7.687

7.679

-0.80

7.6831

Sumber: Refinitiv



Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,19 poin (0,07%) menjadi 269,21 dari posisi akhir pekan lalu 269,02.

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 517 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 521 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 4,6 bps hingga 1,91% dari posisi akhir pekan lalu 1,87%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.063,87 triliun SBN, atau 38,65% dari total beredar Rp 2.752 triliun berdasarkan data per 27 Desember.


Angka kepemilikannya masih positif Rp 170,62 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 430 miliar, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 3,93 triliun.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, koreksi harga terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 27 Dec'19 (%)

Yield 30 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.85

6.895

4.50

China (A+)

3.171

3.177

0.60

Jerman (AAA)

-0.256

-0.197

5.90

Prancis (AA)

0.046

0.107

6.10

Inggris Raya (AA)

0.756

0.832

7.60

India (BBB-)

6.5

6.51

1.00

Jepang (A)

-0.022

-0.018

0.40

Malaysia (A-)

3.34

3.342

0.20

Filipina (BBB)

4.44

4.44

0.00

Rusia (BBB)

6.27

6.24

-3.00

Singapura (AAA)

1.712

1.729

1.70

Thailand (BBB+)

1.495

1.495

0.00

Amerika Serikat (AAA)

1.873

1.919

4.60

Afrika Selatan (BB+)

8.165

8.24

7.50

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular