Serangan Militer AS di Irak-Syria, Bisakah Harga Emas Moncer?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 December 2019 15:05
Serangan Militer AS di Irak-Syria, Bisakah Harga Emas Moncer?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Senin ini (30/12/2019) melanjutkan kenaikan impresif pada pekan lalu hingga menembus level psikologis US$ 1.500/troy ons.

Hari ini, pada pukul 14:27 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.513/troy ons, menguat 0.2% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kenaikan emas semakin impresif karena terjadi saat sentiment pelaku pasar sedang bagus-bagusnya, dan bursa saham AS (Wall Street) terus mencetak rekor tertinggi.

Kala sentiment pelaku pasar bagus, dan Wall Street melesat naik, emas biasanya menjadi kurang menarik. Tetapi faktanya sepanjang pekan lalu logam mulia ini menguat 2,2% ke level US$ 1.510,48/troy ons.



Kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China yang sebentar lagi akan diteken membuat sentiment pelaku pasar terus membaik.

Dengan adanya kesepakatan dagang fase I dan akan berlanjut ke negosiasi fase II, perang dagang antara AS-China sudah mendekati akhir. Perang dagang kedua negara sudah berlangsung selama 18 bulan dan membuat perekonomian AS-China melambat, serta menyeret turun pertumbuhan ekonomi global.

Ketika perang dagang berakhir, pertumbuhan ekonomi global diharapkan bisa bangkit di tahun depan, dan aset-aset berisiko serta berimbal hasil tinggi akan menjadi target investasi, aset aman (safe haven) seperti emas yang juga tanpa imbal hasil menjadi tidak menarik lagi.


Emas kelihatannya akan tertekan, tetapi justru memberikan kejutan. Perang dagang AS-China memang kemungkinan besar akan berakhir, dan pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan bangkit. Tetapi benar atau tidaknya perekonomian akan bangkit tentunya memerlukan bukti dari data-data ekonomi yang akan dirilis nantinya.

Tanpa adanya ada bukti, bangkitnya pertumbuhan ekonomi masih sebatas ekspektasi. Oleh karena itu, emas masih cukup kuat bertahan di tengah euforia kesepakatan dagang fase I.

Di sisi lain, ekspektasi membaiknya pertumbuhan ekonomi global membuat mata uang utama serta emerging market menguat melawan dolar AS, yang merupakan banderol harga emas. Ketika dolar AS melemah, maka harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dampaknya permintaan emas berpotensi meningkat.

Kesepakatan dagang fase I memberikan efek positif juga bagi emas. Pola pergerakan emas ini sebelumnya sudah diprediksi oleh analis Goldman Sachs, Mikhail Sprogis, yang memprediksi harga emas masih akan mencapai level US$ 1.600/troy ons



Selain itu, kebijakan bank sentral global yang masih ke arah pelonggaran moneter, emas masih mendapat keuntungan dari hal ini.

Emas mendapat tambahan tenaga menguat pada hari ini akibat peningkatan ketegangan di Timur Tengah. Logam mulia selalu menjadi alternatif investasi di kala tensi geopolitik memanas.

CNBC International minggu kemarin melaporkan AS melancarkan serangan ke kelompok Hizbullah di Irak dan Syria. Hal tersebut dilakukan setelah Hizbullah menyerang basis militer AS di Kirkuk Irak.

Pentagon melaporkan di Irak ada tiga lokasi yang menjadi target serangan AS, sementara di Syria ada dua lokasi, termasuk di dalamnya tempat penyimpanan senjata, dan pusat kontrol komando.  

[Gambas:Video CNBC]

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).


Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik di wilayah positif, begitu juga histogramnya. Indikator ini menunjukkan emas mendapatkan momentum penguatan.

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Emas kini bergerak di dekat US$ 1.515/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Jika mampu menembus konsisten di atas level tersebut, emas berpotensi naik ke US$ 1.519/troy ons. Peluang ke area US$ 1.526/troy ons menjadi terbuka jika US$ 1.519/troy ons juga ditembus. 

Sementara selama tertahan di bawah US$ 1.515/troy sons, emas berisiko melemah ke support (tahanan bawah) terdekat US$ 1.509/troy ons. Jika support tersebut ditembus, emas akan turun lebih dalam ke US$ 1.505/troy ons, sebelum menuju level psikologis US$ 1.500/troy ons. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular