
Pasokan Seret, Harga Batu Bara Melonjak 2,63%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 December 2019 13:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara naik signifikan sepanjang pekan ini. Jika tren ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin harga si batu hitam menembus level US$ 70/ton.
Selama minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 2,63%. Kemarin, harga ditutup di US$ 68,4/ton, tertinggi sejak 4 Desember.
Apabila harga batu bara terus dalam tren menguat, maka bisa saja level US$ 70/ton bakal datang lagi. Kali terakhir harga batu bara berada di kisaran US$ 70/ton adalah pada pekan keempat November.
Kekhawatiran terhadap berkurangnya pasokan menjadi alasan kenaikan harga batu bara. Inventori batu bara di Qinhuangdao, pelabuhan utama di utara China, berada di 5,47 juta ton per 20 Desember. Turun 6,11 juta ton dibandingkan posisi setahun sebelumnya.
Total inventori di pelabuhan utama China yaitu Caofeidian, Qinhuangdao, dan Jingtang pada 20 Desember adalah 15,04 juta ton. Turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,31 juta ton.
Mulai Desember, otoritas kepabeanan China juga melakukan inspeksi keamanan selama tiga bulan. Ini sedikit banyak membuat ekspor batu bara dari Negeri Panda terhambat.
Sementara pasokan dari Afrika Selatan terganggu akibat banjir. Afrika Selatan adalah salah satu produsen batu bara utama dunia dengan produksi 259 juta metrik ton pada 2018.
Baca: Jokowi Setop Ekspor Batu Bara? Ngeri-ngeri Sedap Buat CAD RI
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Weleh-weleh, Harga Batu Bara Anjlok Hampir 6%!
Selama minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 2,63%. Kemarin, harga ditutup di US$ 68,4/ton, tertinggi sejak 4 Desember.
Apabila harga batu bara terus dalam tren menguat, maka bisa saja level US$ 70/ton bakal datang lagi. Kali terakhir harga batu bara berada di kisaran US$ 70/ton adalah pada pekan keempat November.
Kekhawatiran terhadap berkurangnya pasokan menjadi alasan kenaikan harga batu bara. Inventori batu bara di Qinhuangdao, pelabuhan utama di utara China, berada di 5,47 juta ton per 20 Desember. Turun 6,11 juta ton dibandingkan posisi setahun sebelumnya.
Total inventori di pelabuhan utama China yaitu Caofeidian, Qinhuangdao, dan Jingtang pada 20 Desember adalah 15,04 juta ton. Turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,31 juta ton.
Mulai Desember, otoritas kepabeanan China juga melakukan inspeksi keamanan selama tiga bulan. Ini sedikit banyak membuat ekspor batu bara dari Negeri Panda terhambat.
Sementara pasokan dari Afrika Selatan terganggu akibat banjir. Afrika Selatan adalah salah satu produsen batu bara utama dunia dengan produksi 259 juta metrik ton pada 2018.
Baca: Jokowi Setop Ekspor Batu Bara? Ngeri-ngeri Sedap Buat CAD RI
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Weleh-weleh, Harga Batu Bara Anjlok Hampir 6%!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular