
Saham 3 Emiten Emas Berkilau, Dipicu Wacana Mata Uang Emas?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
26 December 2019 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Melonjaknya harga emas dunia ke atas level psikologis US$ 1.500/troy ons turut mendongkrak harga saham tiga emiten produsen emas domestik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Trio emiten yang memiliki lini bisnis tambang emas adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan tentunya BUMN tambang mineral PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Masing-masing emiten itu naik 4,78% menjadi Rp 1.095/saham untuk MDKA, lalu PSAB menguat 4,92% menjadi Rp 256, dan ANTM terapresiasi 1,82% menjadi Rp 849/saham, di sesi I, Kamis ini (26/12/2019).
Kenaikan itu tentu dapat berelasi dengan kenaikan harga emas dunia yang naik karena Santa Claus Rally, yang menjadi momentum bersih-bersih dan poles-memoles portofolio investasi oleh pelaku pasar (window dressing) di akhir tahun, tidak terkecuali harga emas.
Harga emas dunia, baik transaksi emas di pasar spot global maupun kontrak pengiriman Comex menunjukkan harganya sudah kembali ke level US$ 1.500/troy ounce (oz), padahal tidak ada alasan fundamental yang dapat mendorong kenaikan tersebut.
Penguatan harga emas ternyata juga dibarengi oleh berita Malaysia, Iran, dan Qatar yang ingin mengganti alat pembayaran internasionalnya menjadi si logam mulia.
Alasan utama adalah perang mata uang yang terjadi setiap saat dinilai sebagai praktik tidak sehat dan menjurus manipulasi, sehingga emas yang lebih stabil atau mata uang berbasis emas dapat menjadi alternatif lain.
Tujuan lain adalah mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan secara lebih luas adalah menurunkan kadar intervensi Negeri Paman Sam.
Namun, usulan tersebut tampaknya sebatas wacana karena tidak berpengaruh signifikan pada harga emas yang memang sedang menikmati momentum Santa Rally, meskipun usul itu sempat disampaikan Perdana Menteri MalaysiaMahathirMohamad pada Nikkei Future of Asia di Tokyo pekan lalu.
(irv/tas) Next Article Cuan di Tengah Panasnya AS-Iran
Trio emiten yang memiliki lini bisnis tambang emas adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan tentunya BUMN tambang mineral PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Masing-masing emiten itu naik 4,78% menjadi Rp 1.095/saham untuk MDKA, lalu PSAB menguat 4,92% menjadi Rp 256, dan ANTM terapresiasi 1,82% menjadi Rp 849/saham, di sesi I, Kamis ini (26/12/2019).
Kenaikan itu tentu dapat berelasi dengan kenaikan harga emas dunia yang naik karena Santa Claus Rally, yang menjadi momentum bersih-bersih dan poles-memoles portofolio investasi oleh pelaku pasar (window dressing) di akhir tahun, tidak terkecuali harga emas.
Harga emas dunia, baik transaksi emas di pasar spot global maupun kontrak pengiriman Comex menunjukkan harganya sudah kembali ke level US$ 1.500/troy ounce (oz), padahal tidak ada alasan fundamental yang dapat mendorong kenaikan tersebut.
Penguatan harga emas ternyata juga dibarengi oleh berita Malaysia, Iran, dan Qatar yang ingin mengganti alat pembayaran internasionalnya menjadi si logam mulia.
Alasan utama adalah perang mata uang yang terjadi setiap saat dinilai sebagai praktik tidak sehat dan menjurus manipulasi, sehingga emas yang lebih stabil atau mata uang berbasis emas dapat menjadi alternatif lain.
Tujuan lain adalah mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan secara lebih luas adalah menurunkan kadar intervensi Negeri Paman Sam.
Namun, usulan tersebut tampaknya sebatas wacana karena tidak berpengaruh signifikan pada harga emas yang memang sedang menikmati momentum Santa Rally, meskipun usul itu sempat disampaikan Perdana Menteri MalaysiaMahathirMohamad pada Nikkei Future of Asia di Tokyo pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Cuan di Tengah Panasnya AS-Iran
Most Popular