
Top Banget nih, Harga CPO Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 December 2019 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali cetak rekor tertingginya untuk tahun ini. Walau menurut survei ekspor minyak sawit Malaysia turun, kekhawatiran akan menurunnya pasokan masih jadi pemicu utama harga CPO meroket.
Kamis (26/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange terapresiasi 0,86% ke level RM 2.948/ton.
Selain merupakan harga tertinggi tahun ini, level tersebut juga merupakan harga tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2017. Terhitung sejak 14 Oktober hingga hari ini, harga CPO telah naik 36,7% secara point to point.
Harga CPO meroket di tengah terjadi penurunan ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 Desember. Menurut surveyor kapal kargo Intertek Testing Services, ekspor Malaysia pada periode tersebut turun 12,8% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
Ekspor minyak sawit Malaysia tercatat mencapai 1,04 juta ton pada 1-25 Desember. Sementara pada periode yang sama bulan November ekspor mencapai 1,19 juta ton.
Berdasarkan data Refinitiv, penurunan ekspor minyak sawit Malaysia terutama terjadi pada CPO, Refined Bleached Deodorized (RBD) palm olein dan RBD palm stearin.
Ekspor CPO Malaysia turun drastis dai 316.135 ton pada November menjadi 193.780 ton pada Desember. Ekspor RBD palm olein juga turun dari 417.085 ton menjadi 365.690 ton pada 1-25 Desember. Sementara ekspor RBD palm stearin turun menjadi 60.355 ton dari sebelumnya 72,620 ton.
Kinerja ekspor minyak sawit Malaysia ke China dan India pada bulan Desember masing-masing turun sebesar 95.880 ton dan 114.400 ton. Artinya ekspor minyak sawit Malaysia ke China dan India masing-masing turun sebesar 32,9% dan 52,1%.
Walaupun kinerja ekspor anjlok, penurunan output minyak sawit Malaysia pada Desember dan kuartal pertama 2020 menjadi penopang harga CPO. "Pasar menduga output untuk bulan Desember turun 12% - 15% dibanding November." Kata Paramalingam Supramaniam, direktur broker komoditas Pelindung Bestari Sdn Bhd. Â
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Kamis (26/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange terapresiasi 0,86% ke level RM 2.948/ton.
Selain merupakan harga tertinggi tahun ini, level tersebut juga merupakan harga tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2017. Terhitung sejak 14 Oktober hingga hari ini, harga CPO telah naik 36,7% secara point to point.
Harga CPO meroket di tengah terjadi penurunan ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 Desember. Menurut surveyor kapal kargo Intertek Testing Services, ekspor Malaysia pada periode tersebut turun 12,8% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
Ekspor minyak sawit Malaysia tercatat mencapai 1,04 juta ton pada 1-25 Desember. Sementara pada periode yang sama bulan November ekspor mencapai 1,19 juta ton.
Berdasarkan data Refinitiv, penurunan ekspor minyak sawit Malaysia terutama terjadi pada CPO, Refined Bleached Deodorized (RBD) palm olein dan RBD palm stearin.
Ekspor CPO Malaysia turun drastis dai 316.135 ton pada November menjadi 193.780 ton pada Desember. Ekspor RBD palm olein juga turun dari 417.085 ton menjadi 365.690 ton pada 1-25 Desember. Sementara ekspor RBD palm stearin turun menjadi 60.355 ton dari sebelumnya 72,620 ton.
Kinerja ekspor minyak sawit Malaysia ke China dan India pada bulan Desember masing-masing turun sebesar 95.880 ton dan 114.400 ton. Artinya ekspor minyak sawit Malaysia ke China dan India masing-masing turun sebesar 32,9% dan 52,1%.
Walaupun kinerja ekspor anjlok, penurunan output minyak sawit Malaysia pada Desember dan kuartal pertama 2020 menjadi penopang harga CPO. "Pasar menduga output untuk bulan Desember turun 12% - 15% dibanding November." Kata Paramalingam Supramaniam, direktur broker komoditas Pelindung Bestari Sdn Bhd. Â
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/tas) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak
Most Popular