
Usai LIbur Natal, Ada Harapan IHSG dan Rupiah Perkasa!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 December 2019 18:41

Relasi Washington-Beijing yang semakin mesra tentu sangat melegakan. Sebab, perang dagang di antara mereka yang terjadi selama lebih dari setahun terakhir terbukti telah merusak arus perdagangan dan investasi global.
AS adalah pasar ekspor terbesar buat China, sementara China menjadi negara tujuan ekspor ketiga terbesar bagi AS. Saat produk China sulit masuk ke AS dan demikian juga sebaliknya, maka pengusaha di dua negara tersebut terpaksa mengurangi produksi. Buat apa memproduksi banyak-banyak kalau tidak laku?
Kala dunia usaha mengurangi produksi, maka kebutuhan untuk mendatangkan bahan baku dan barang modal ikut berkurang. Nah, bahan baku dan barang modal ini sering kali didatangkan dari negara lain.
Contohnya Indonesia. China adalah mitra dagang utama bagi Indonesia dengan nilai ekspor US$ 19,81 miliar selama Januari-September 2019. Saat permintaan dari China turun karena pengurangan produksi, pasti ekspor Indonesia ikut turun. Inilah yang disebut rantai pasok, yang sekarang kondisinya sedang rusak gara-gara perang dagang.
Sekarang hubungan AS-China sudah membaik, dan segera menyepakati perjanjian damai dagang fase I. Semoga fase-fase berikutnya akan tercipta sehingga AS-China bisa 100% berdamai. Apabila Washington dan Beijing sudah akur lagi, maka diharapkan rantai pasok akan pulih kemudian perdagangan global membaik.
Harapan akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2020 membuat investor akan berani bermain 'menyerang'. Aset-aset berisiko di negara berkembang akan terus diminati, sehingga menjadi modal bagi penguatan pasar keuangan Asia. Semoga Indonesia tidak terkecuali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
AS adalah pasar ekspor terbesar buat China, sementara China menjadi negara tujuan ekspor ketiga terbesar bagi AS. Saat produk China sulit masuk ke AS dan demikian juga sebaliknya, maka pengusaha di dua negara tersebut terpaksa mengurangi produksi. Buat apa memproduksi banyak-banyak kalau tidak laku?
Kala dunia usaha mengurangi produksi, maka kebutuhan untuk mendatangkan bahan baku dan barang modal ikut berkurang. Nah, bahan baku dan barang modal ini sering kali didatangkan dari negara lain.
Sekarang hubungan AS-China sudah membaik, dan segera menyepakati perjanjian damai dagang fase I. Semoga fase-fase berikutnya akan tercipta sehingga AS-China bisa 100% berdamai. Apabila Washington dan Beijing sudah akur lagi, maka diharapkan rantai pasok akan pulih kemudian perdagangan global membaik.
Harapan akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2020 membuat investor akan berani bermain 'menyerang'. Aset-aset berisiko di negara berkembang akan terus diminati, sehingga menjadi modal bagi penguatan pasar keuangan Asia. Semoga Indonesia tidak terkecuali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular