Ikuti Global, Pasar SUN Lagi Nikmati Santa Claus Rally

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 December 2019 16:12
Harga obligasi rupiah pemerintah kembali menguat signifikan.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali menguat signifikan di hari-hari terakhir 2019 pada perdagangan Senin (23/12/2019), bersamaan dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). 

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 7 basis poin (bps) menjadi 7,6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 23 Dec'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 20 Dec'19 (%)

Yield 23 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 20 Dec'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.519

6.472

-4.70

6.5003

FR0078

10 tahun

7.186

7.15

-3.60

7.1296

FR0068

15 tahun

7.679

7.609

-7.00

7.5891

FR0079

20 tahun

7.797

7.762

-3.50

7.7683

Sumber: Refinitiv


Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 521 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 527 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 2,7 bps hingga 1,93% dari posisi akhir pekan lalu 1,9%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,76 triliun SBN, atau 38,51% dari total beredar Rp 2.765 triliun berdasarkan data per 19 Desember.


Artinya, sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,94 triliun, dan sejak awal bulan masih defisit Rp 3,04 triliun. Angka kepemilikannya masih positif Rp 171,51 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, penguatan terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah di sisa hari menjelang tutup tahun.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 20 Dec'19 (%)

Yield 23 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.065

7.115

5.00

China (A+)

3.249

3.247

-0.20

Jerman (AAA)

-0.236

-0.237

-0.10

Prancis (AA)

0.062

0.064

0.20

Inggris Raya (AA)

0.803

0.806

0.30

India (BBB-)

6.746

6.598

-14.80

Jepang (A)

0.008

0.012

0.40

Malaysia (A-)

3.399

3.393

-0.60

Filipina (BBB)

4.492

4.47

-2.20

Rusia (BBB)

6.4

6.38

-2.00

Singapura (AAA)

1.722

1.721

-0.10

Thailand (BBB+)

1.595

1.57

-2.50

Amerika Serikat (AAA)

1.908

1.935

2.70

Afrika Selatan (BB+)

8.28

8.245

-3.50

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular