Nyaris Tanpa Cela, Minyak Mentah di Level Tertinggi 3 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 December 2019 19:11
Sejak akhir September hingga Jumat kemarin, minyak Brent telah menguat lebih dari 9%.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia Hanya minyak mentah melanjutkan perform impresif di pekan ini, hingga menyentuh level tertinggi tiga bulan. Nyaris tanpa cela, harga minyak mentah mencatat penguatan dalam empat dari lima hari perdagangan, hanya melemah pada perdagangan Jumat (20/12/2019) kemarin.

Total sepanjang pekan ini, harga minyak mentah jenis Brent menguat 1,23% ke level US$ 66,14/barel berdasarkan data Refinitiv. Brent juga membukukan penguatan tiga pekan berturut-turut. Seia sekata dengan Brent, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga menguat di pekan ini meski lebih sedikit. Total WTI mencatat penguatan 0,63%.



Harga minyak mentah menunjukkan kinerja yang menjanjikan di kuartal IV-2019. Sejak akhir September hingga Jumat kemarin, minyak Brent telah menguat lebih dari 9%.



Di pekan ini, kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi pemicu kenaikan harga minyak mentah.

Setelah perang dagang selama 18 bulan, yang membuat perekonomian kedua negara melambat bahkan menyeret turun pertumbuhan ekonomi global, AS dan China akhirnya mencapai kesepakatan dagang fase I.

Pada Jumat (13/12/2019) pekan lalu, saat perdagangan dalam negeri sudah ditutup, AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I.

Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Kamis kemarin mengatakan kesepakatan dagang fase I akan ditandatangani pada awal Januari, ia menambahkan meski masih beberapa pekan ke depan tetapi sudah tidak ada lagi negosiasi.

Kesepakatan dagang diharapkan membuat perekonomian kedua negara bangkit, dan turut mengerek naik pertumbuhan ekonomi global. Ketika pertumbuhan ekonomi bangkit, maka permintaan akan minyak mentah diharapkan akan meningkat, hal itulah yang membuat harganya menguat di pekan ini.



Untuk diketahui, AS dan China merupakan dua konsumen minyak mentah terbesar di dunia, juga merupakan dua negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia. Sehingga kebangkitan ekonomi keduanya bisa menjadi motor penggerak ekonomi dunia, dan meningkatkan permintaan minyak mentah.

Kenaikan harga minyak mentah di kuartal IV-2019 diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan oleh bank investasi global JP Morgan dan Goldman Sachs.

Selain karena kesepakatan dagang AS-China, organisasi negara pengekspor minyak serta afiliasinya yang tergabung dalam OPEC+ di awal Desember lalu juga sudah sepakat untuk memangkas produksi minyak lebih dalam hingga 1,7 juta barel per hari hingga Maret 2020. Hal tersebut menjadi salah satu faktor kuat yang membawa minyak mentah naik ke level tertinggi tiga bulan. 



TIM RISET CNCB INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Melesat Lagi, Harga Minyak Kini Tembus US$ 67 per Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular