Melesat Lagi, Harga Minyak Kini Tembus US$ 67 per Barel

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 December 2019 18:46
Kenaikan hari ini melanjutkan kinerja Selasa (24/12/2019) lalu yang melesat lebih dari 1% hingga menembus US$ 67/barel.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali menguat pada perdagangan Kamis (26/12/2019) selepasar libur Natal. Kenaikan hari ini melanjutkan kinerja Selasa (24/12/2019) lalu yang melesat lebih dari 1% hingga menembus US$ 67/barel.

Pada pukul 18:28 WIB, harga minyak mentah jenis Brent menguat 0,4% ke US$ 67,47/barel di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 17 September lalu.



Sementara itu minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,29% ke US$ 61,29/barel.



Kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih mendongkrak kinerja minyak mentah.

Presiden AS, Donald Trump, pada hari Selasa (24/12/2019) menyebut kesepakatan dagang fase I sudah hampir selesai, dan akan ada upacara penandatanganan dengan Presiden China Xi Jinping.

"Ya, kami akan mengadakan upacara penandatanganan," kata Trump kepada wartawan, seperti dilansir dari Reuters.

Sehari sebelumnya, CNBC International melaporkan China akan menurunkan bea masuk terhadap 850 produk dari AS mulai 1 Januari.

Perang dagang kedua negara sudah berlangsung selama 18 bulan membuat perekonomian kedua negara melambat dan berdampak pada perekonomian global. Produk Domestik Bruto (PDB) China yang di kuartal III-2019 lalu bahkan hanya tumbuh 6% year-on-year, menjadi yang terendah sejak tahun 1992.

Kesepakatan dagang diharapkan membuat perekonomian kedua negara bangkit, dan turut mengerek naik pertumbuhan ekonomi global. Ketika pertumbuhan ekonomi bangkit, maka permintaan akan minyak mentah diharapkan akan meningkat, hal itulah yang membuat harganya menguat di pekan ini.



Untuk diketahui, AS dan China merupakan dua konsumen minyak mentah terbesar di dunia, juga merupakan dua negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia. Sehingga kebangkitan ekonomi keduanya bisa menjadi motor penggerak ekonomi dunia, dan meningkatkan permintaan minyak mentah.

Sepanjang kuartal IV-2019 harga minyak jenis Brent sudah naik lebih dari 11% di pasar spot. Kenaikan tersebut diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan oleh bank investasi global JP Morgan dan Goldman Sachs.

Selain karena kesepakatan dagang AS-China, organisasi negara pengekspor minyak serta afiliasinya yang tergabung dalam OPEC+ di awal Desember lalu juga sudah sepakat untuk memangkas produksi minyak lebih dalam hingga 1,7 juta barel per hari hingga Maret 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Nyaris Tanpa Cela, Minyak Mentah di Level Tertinggi 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular