
Pefindo: Tahun Depan, BI Bisa Pangkas Bunga Acuan 50 bps

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih punya ruang untuk memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (7DRRR) dua kali sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 4,5% sepanjang tahun 2020.
Head of Economy Research Pefindo Fikri C Permana menjelaskan, kebijakan moneter longgar atau dovish bisa ditempuh bank sentral mengingat inflasi yang masih rendah dan pertumbuhan kredit perbankan masih tumbuh stagnan.
Adapun, PDB Indonesia yang masih ajeg tumbuh di kisaran 5%.
"Kita berasumsi bahwa kredit masih stagnan, BI masih akan menempuh kebijakan akomodatif seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan," kata Fikri Permana di Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/12/2019).
Fikri menyebut, proyeksi yang disampaikan Pefindo memang berbeda dengan sinyal The Fed, di mana dalam risalah Rapat Komite Federal Terbuka (FOMC) akhir Desember 2019, bank sentral Amerika Serikat tersebut akan cenderung menahan suku bunga di 2020 dan baru akan menaikkannya pada tahun 2021.
Tapi, di sisi lain, kata dia, real return Indonesia masih positif dibandingkan dengan AS. Real return ini membandingkan tingkat suku bunga acuan dengan inflasi.
Amerika Serikat dengan tingkat suku bunga 1,75% dan inflasi 2% real return-nya tentu negatif. Sedangkan Indonesia dengan suku bunga acuan 5% dan inflasi di bawah 3% real return masih positif di level 2-2,5%.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga memproyeksikan masih ada ruang bagi BI menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin sepanjang tahun 2020.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mencermati, tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR antara lain tingkat inflasi, pergerakan suku bunga acuan the Fed, dan posisi current account deficit (CAD).
"Memang masih ada peluang untuk Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 25 basis di 2020," kata Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Kamis (19/12/2019).
Sampai dengan November 2019, suku bunga acuan BI tercatat turun 4 kali sebesar 100 basis poin menjadi 5%. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Desember 2019, bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, Kebijakan moneter tetap akomodatif sesuai dengan prakiraan inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang terjaga dan upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat.
(tas/tas) Next Article Bunga Acuan BI Ditahan Hari Ini, Nanti Bisa Turun Nggak?
