Roundup

Transaksi Jumbo CITA, Saham BCA Tembus Rekor Baru!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 December 2019 07:42
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan Rabu kemarin (18/12/2019) ditutup menguat.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan Rabu kemarin (18/12/2019) ditutup menguat 0,69% ke level 6.287,25.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,55%, indeks Shanghai melemah 0,18%, dan indeks Kospi terpangkas 0,04%.

Terdapat beberapa aksi emiten yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi, Kamis ini (19/12/2019).

1. Transaksi Jumbo Saham CITA, Apakah Dibeli Glencore?
Transaksi saham perusahaan penambang bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) dalam jumlah raksasa senilai Rp 1,25 triliun pada perdagangan kemarin kemungkinan besar dilakukan oleh pemegang saham mayoritasnya kepada investor baru, Glencore International Investment.

Kemarin, saham perusahaan ditransaksikan di pasar negosiasi dengan jumlah jumbo, yaitu 606,73 juta saham pada harga Rp 2.076/saham. Harga transaksi perusahaan yang menggunakan merek dagang "Harita Bauxite" tersebut terhitung premium, atau lebih tinggi dari harga pasar, atau 15,33% di atas harga di pasar reguler hari ini Rp 1.800/unit.


2. Jadi Kapan Waskita Toll Road Siap IPO di Bursa?
Manajemen PT Waskita Toll Road (WTR), anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), mengungkapkan perseroan berencana melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dalam 3-4 tahun mendatang.

Direktur Utama WTR Herwidiakto mengatakan rencana IPO tersebut sebagai langkah strategi yang diyakini bisa memberi banyak manfaat bagi pendanaan perusahaan ke depan.

3. Catatkan Rekor Tertinggi, Market Cap BCA Tembus Rp 800 T
Emiten perbankan milik Grup Djarum yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali mencatatkan level harga saham tertingginya sepanjang masa (all time high) pada Rabu kemarin (18/12/2019) di Bursa Efek Indonesia.

Level harga tertinggi pada sesi I tersentuh pada pukul 11:24 WIB pada harga Rp 33.225/unit saham (+2,23%), menjadikan rekor tertinggi saham tersebut sejak perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa pada 31 Mei 2000.

4. Divestasi 2 Tol & Dapat Rp 2,5 T, Waskita Cicil Utang
Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto mengatakan divestasi jalan tol merupakan salah satu cara untuk membayar utang menggunung induk perusahaannya PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Hingga semester I-2019 total nilai liabilitas atau utang Waskita Karya mencapai Rp 103,72 triliun. Terdiri dari utang jangka pendek Rp 56,61 triliun dan utang jangka panjang Rp 47,1 triliun.

5. Garuda Cari Dana Rp 12,6 T Bayar Utang, Opsinya P2P Lending
Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyiapkan tiga opsi menghimpun pendanaan senilai US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$ untuk membayar utang jatuh tempo perseroan.

Dalam informasi yang disampaikan manajemen kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (18/12/2019) ketiga opsi pendanaan tersebut yakni melalui penerbitan global sukuk, Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dan melalui peer to peer lending.


6. Listing Perdana, Saham Diler Mobil Mercy Lompat 69,60%
Perusahaan yang bergerak di bisnis diler kendaraan, PT Putra Mandiri Jembar Tbk (PMJS) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). PMJS menjadi perusahaan ke 53 yang tercatat sepanjang tahun 2019.

Saat debut perdana, harga saham perseroan terpantau melompat signifikan 69,60% ke level Rp 212 per saham dari harga penawaran umum sebesar Rp 125 per saham. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar perusahaan diler Mercedez Benz dan Mitsubishi ini mencapai Rp 1,72 triliun.

7. Demi Terangi Sulawesi, BNI Beri PLN Pinjaman Rp 2,3 T
Untuk mendorong percepatan rasio elektrifikasi 100%, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menggarap proyek Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Tenaga Listrik Mesin Gas (PLTMG) di Pulau Sulawesi program 35.000 MW.

Dalam rangka mendukung usaha PLN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memimpin pembiayaan sindikasi sebesar Rp 5,07 triliun. Penyaluran kredit tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi antara Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dengan Pemimpin Unit Sindikasi BNI Rommel TP Sitompul dan Pemimpin Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah (BIN) BNI Babas Bastaman serta bank peserta sindikasi lainnya di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

8. Jelang Libur Nataru, Bank BRI Siapkan Rp 34,64 T
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memastikan ketersediaan uang tunai dan kesiapan layanan operasional perbankan jelang libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (libur Nataru).

Corporate Secretary Bank BRI Hari Purnomo mengatakan, perseroan telah menyiapkan yang tunai sebesar Rp 34,64 Triliun dimana sebesar 70% atau setara Rp 24,25 Triliun disiapkan untuk mesin ATM dan sisanya senilai Rp 10,39 Triliun untuk unit kerja operasional.


(tas/tas) Next Article Jokowi Semprit Saham Gorengan, Bukopin Bakal Rights Issue

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular