
Jelang Akhir Tahun, Akankah BI Pangkas Bunga Acuan?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 December 2019 15:31

Di sisi lain, inflasi yang terkendali membuka ruang bagi BI untuk mengeksekusi pelonggaran kebijakan moneter pada pekan ini. Pada awal bulan ini, BPS mengumumkan bahwa pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,14% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3%. Tingkat inflasi tahun kalender berada di level 2,37%.
Lantas, ada kemungkinan yang besar bahwa inflasi untuk keseluruhan tahun 2019 akan berada di bawah level 3%.
Kalau melihat laju perekonomian, jelas terlihat bahwa saat ini Indonesia sedang membutuhkan stimulus yang salah satunya bisa datang dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Sepanjang kuartal III-2019, BPS mencatat bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,02% secara tahunan.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2019 perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,07% secara tahunan, sementara pada kuartal II-2019 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2019, perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,04% secara tahunan.
Lantas, laju perekonomian untuk keseluruhan tahun 2019 hampir mustahil untuk tumbuh sesuai dengan outlook yang dipatok pemerintah di level 5,2%. Bahkan, tampaknya pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2019 akan lebih rendah dari capaian tahun 2018 yang mencapai 5,17%.
Kala tingkat suku bunga acuan kembali dipangkas, bank akan terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
Namun, dengan melihat fakta terkait stance dari The Fed yang sudah tak lagi dovish, beserta dengan fakta bahwa ada kemungkinan CAD di kuartal IV-2019 akan membengkak, Tim Riset CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5%.
Lebih lanjut, instrumen kebijakan moneter lainnya yakni rasio Giro Wajib Minimum (GWM) juga tak akan diutak-atik oleh bank sentral.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular