
Penyumbang Dividen Itu-itu Saja, Wajar Erick 'Acak-acak' BUMN
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 December 2019 17:29

Kini, memang sudah waktunya menteri Erick melakukan bersih-bersih secara cepat dan masif di tubuh perusahaan-perusahaan pelat merah.
Kalau kondisi yang ada saat ini dibiarkan terus berlarut-larut, yang ada pendapatan negara akan terus seret dan mau tak mau, utang menjadi jawabannya.
Tak hanya bersih-bersih terkait anak dan cucu usaha BUMN, struktur komisaris di tubuh anak dan cucu BUMN juga harus segera dibereskan oleh menteri Erick.
Seperti diketahui, pasca mencopot Ari Askhara dari posisinya sebagai direktur utama Garuda Indonesia, menteri Erick juga mengungkap sejumlah kejanggalan dalam tubuh maskapai pelat merah tersebut. Ari dan empat direksi lainnya tercatat menjadi komisaris di sejumlah anak dan cucu perusahaan.
Ari sendiri menjabat sebagai komisaris utama di enam perusahaan yang berada di bawah naungan Garuda Indnesia, baik sebagai anak maupun sebagai cucu. Ari tercatat menjabat sebagai komisaris utama di PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI), PT Citilink Indonesia, PT Aerofood Indonesia, PT Garuda Energi Logistik & Komersial, PT Garuda Indonesia Air Charter, dan PT Garuda Tauberes Indonesia.
Erick mengatakan bahwa dewan komisaris Garuda telah mencopot Ari dari posisinya sebagai komisaris utama di enam perusahaan tersebut. Ia juga menyatakan siap membenahi aturan yang memperbolehkan adanya tumpang tindih direktur utama dan komisaris dalam tubuh perusahaan pelat merah.
"Kemarin itu komisaris di 6 perusahaan. Itu dicopot semua. Saya mesti pelajari peraturan, Kepmen, bahwa pembentukan anak perusahaan, cucu perusahaan, harus ada review lagi," tegasnya.
Struktur tumpang tindih seperti yang didapati di tubuh Garuda Indonesia tentu sangat rawan untuk dieksploitasi oleh konflik kepentingan yang dimiliki pihak-pihak terkait, yang pada akhirnya lagi-lagi akan membuat kinerja dari perusahaan pelat merah tak maksimal.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Kalau kondisi yang ada saat ini dibiarkan terus berlarut-larut, yang ada pendapatan negara akan terus seret dan mau tak mau, utang menjadi jawabannya.
Tak hanya bersih-bersih terkait anak dan cucu usaha BUMN, struktur komisaris di tubuh anak dan cucu BUMN juga harus segera dibereskan oleh menteri Erick.
Ari sendiri menjabat sebagai komisaris utama di enam perusahaan yang berada di bawah naungan Garuda Indnesia, baik sebagai anak maupun sebagai cucu. Ari tercatat menjabat sebagai komisaris utama di PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI), PT Citilink Indonesia, PT Aerofood Indonesia, PT Garuda Energi Logistik & Komersial, PT Garuda Indonesia Air Charter, dan PT Garuda Tauberes Indonesia.
Erick mengatakan bahwa dewan komisaris Garuda telah mencopot Ari dari posisinya sebagai komisaris utama di enam perusahaan tersebut. Ia juga menyatakan siap membenahi aturan yang memperbolehkan adanya tumpang tindih direktur utama dan komisaris dalam tubuh perusahaan pelat merah.
"Kemarin itu komisaris di 6 perusahaan. Itu dicopot semua. Saya mesti pelajari peraturan, Kepmen, bahwa pembentukan anak perusahaan, cucu perusahaan, harus ada review lagi," tegasnya.
Struktur tumpang tindih seperti yang didapati di tubuh Garuda Indonesia tentu sangat rawan untuk dieksploitasi oleh konflik kepentingan yang dimiliki pihak-pihak terkait, yang pada akhirnya lagi-lagi akan membuat kinerja dari perusahaan pelat merah tak maksimal.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Most Popular