
AS-China Capai Deal Fase I, Yuan Anteng di Atas Rp 2.000/CNY
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 December 2019 14:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yuan china (CNY) masih bertahan di atas Rp 2.000/CNY pada perdagangan Senin (16/12/2019) setelah Washington dan Beijing mencapai deal kesepakatan dagang fase I.
Pada pukul 13:55 WIB, CNY 1 setara dengan Rp 2.000,2, yuan menguat tipis 0,02% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan di pasar spot berdampak pada kurs yuan di dalam negeri, berikut kurs jual beli yang diambil dari beberapa situs resmi bank pada pukul 14:10 WIB.
Seperti diketahui sebelumnya, pada Jumat malam AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I. Presiden AS, Donald Trump juga mengatakan hal yang sama melalui akun Twitternya.
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan bea masuk importasi produk dari China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember resmi dibatalkan.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase satu. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, mengatakan kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, Lighthizer menyebutkan China berkomitmen membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam dua tahun ke depan. Negeri Tiongkok juga akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 32 miliar. Selain itu, China juga akan melakukan pembelian produk pertanian senilai US$ 5 miliar di luar angka-angka tersebut.
Selain itu kabar bagus juga datang dari Negeri Tiongkok. Data yang dirilis pagi ini menunjukkan produksi industri November tumbuh 6,2% year-on-year (YoY), dari bulan sebelumnya 4,7% YoY. Pada periode yang sama penjualan ritel tumbuh 8% YoY, dibandingkan bulan sebelumnya 7,2% YoY. Artinya, perekonomian di Negeri Tiongkok sudah mulai bergeliat lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada pukul 13:55 WIB, CNY 1 setara dengan Rp 2.000,2, yuan menguat tipis 0,02% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan di pasar spot berdampak pada kurs yuan di dalam negeri, berikut kurs jual beli yang diambil dari beberapa situs resmi bank pada pukul 14:10 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BRI | 1.932,01 | 2.073,31 |
Bank Mandiri | 1.990,00 | 2.015,00 |
Bank BTN | 1.886,00 | 2.110,00 |
Bank BCA | 1.999,76 | 2.006,76 |
CIMB Niaga | 2.000,00 | 2.006,00 |
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan bea masuk importasi produk dari China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember resmi dibatalkan.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase satu. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, mengatakan kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, Lighthizer menyebutkan China berkomitmen membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam dua tahun ke depan. Negeri Tiongkok juga akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 32 miliar. Selain itu, China juga akan melakukan pembelian produk pertanian senilai US$ 5 miliar di luar angka-angka tersebut.
Selain itu kabar bagus juga datang dari Negeri Tiongkok. Data yang dirilis pagi ini menunjukkan produksi industri November tumbuh 6,2% year-on-year (YoY), dari bulan sebelumnya 4,7% YoY. Pada periode yang sama penjualan ritel tumbuh 8% YoY, dibandingkan bulan sebelumnya 7,2% YoY. Artinya, perekonomian di Negeri Tiongkok sudah mulai bergeliat lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular