Bank Amar Siap IPO Januari 2020, Lepas 1,2 Miliar Saham

tahir saleh, CNBC Indonesia
16 December 2019 09:39
PT Bank Amar Indonesia siap masuk Bursa Efek Indonesia (BEI)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Amar Indonesia siap masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan target pencatatan saham (listing) pada 9 Januari 2020.

Perseroan akan menerbitkan sebanyak 1.206.068.500 saham dengan nominal Rp 100/saham. Berdasarkan prospektus perusahaan yang dipublikasikan Senin ini (16/12/2019), Bank Amar menunjuk penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) yakni PT UOB Kay Hian Sekuritas, dengan penjamin emisi efek lainnya akan ditentukan kemudian.

Besaran saham IPO tersebut mewakili 15,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum saham. Adapun harga penawaran per saham belum ditentukan, begitu juga dengan besaran target dana IPO.


Bank yang dikuasai oleh Tolaram Group Inc ini mengungkapkan masa penawaran awal dilakukan pada 16-20 Desember, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Desember 2019, dan perkiraan masa penawaran umum (bookbuilding) pada 3-6 Januari 2019.

"Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia yakni 9 Januari 2020," tulis manajemen Bank Amar yang juga memiliki brand fintech Tunaiku ini.

Mengacu data tersebut, saat ini saham perseroan dipegang mayoritas oleh Tolaram 98,62%, lalu Ghansham Jivatram 0,622%, Khrisan Umar Agrawal 0,375%, Henry Mixon 0,311%. Setelah IPO, saham Tolaram akan berkurang menjadi 83,68%, sementara saham publik 15,01%.

Setelah IPO, Tolaram juga akan menggelar penawaran umum terbatas (private placement) dengan menawarkan saham agar kepemilikan Tolaram menjadi 30%.

Hal ini dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban aturan dari Peraturan OJK Nomor 56 tahun 2016 yang membatasi kepemilikan saham oleh pemegang saham berbentuk badan hukum bukan lembaga keuangan sebanyak maksimum 30%.

Dengan demikian, nantinya pemegang saham publik di Bank Amar bisa mencapai 68,69%.

Mengacu situs resminya, Tolaram Group didirikan oleh pengusaha berdarah India pada tahun 1948 di Indonesia. Dengan operasi yang ada di Asia, Afrika, dan Eropa, mereka mengelola 19 merek dan memiliki bisnis di lebih dari 75 negara. Bisnisnya tersebar di sejumlah industri termasuk konsumen, layanan digital, energi, infrastruktur, real estate, tekstil dan layanan keuangan.

Bank Amar Indonesia dahulu bernama PT Anglomas International Bank yang didirikan pada tahun 1991 di Surabaya. Pada tahun 2014, mengubah nama menjadi Bank Amar Indonesia. Kini Tolaram berbasis di Singapura dengan beragam portfolio bisnis di dunia.

"Bank akan memfokuskan pemberian kredit dan pendanaan ke segmen usaha mikro kecil dan menengah yang belum belum dilayani oleh institusi keuangan. Bank memiliki 3 kantor cabang (Jakarta dan Surabaya), 1 kantor cabang pembantu (Surabaya), 1 kantor kas (Jakarta) dan 1 kantor fungsi kredit (Jakarta)," tulis manajemen Bank Amar.

Pada Juni 2019, OJK telah memberikan persetujuan terhadap peningkatan modal hingga membuat status perseroan menjadi Bank BUKU II (bank umum kelompok usaha II) dengan modal inti Rp 1 triliun - Rp 5 triliun.

"Dana hasil IPO akan diterima sepenuhnya oleh Tolaram Group selaku pendiri, sehingga perseroan tidak menerima dana hasil IPO," tulis prospektus tersebut.

Hingga Juni 2019, aset Bank Amar mencapai Rp 2,73 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp 1,86 triliun. Pendapatan bunga sebesar Rp 306,95 miliar dari Juni 2018 yakni Rp 104,87 miliar, sementara tahun 2018 laba bersih perseroan mencapai Rp 16,29 miliar, dari 2017 yakni Rp 3,73 miliar.


Pentingnya GCG bagi calon emiten IPO


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Bank Amar & Cisadane Resmi Listing, Langsung Auto Reject!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular